This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 20 Januari 2012

BAKSO CELUP



Bakso adalah salah satu hidangan yang nikmat di santap pada musim hujan seperti sekarang ini, bakso sangat cocok menjadi salah satu pilihan menu makanan yang dapat menemani saat santai Anda. Bakso kaget hadir dengan berbagai macam menu pilihan yang menawarkan 2 varian bakso. Yakni bakso celup dan bakso bakar. Cita rasa yang berbeda dari bakso biasanya, membuat bakso ini menjadi favorit dan memanjakan lidah bagi penikmat bakso.
Bakso celup adalah salah satu andalan dari produk Bakso Kaget yang kantor pusatnya berada di Bandung. Menu ini disajikan secara istimewa. Biasanya bakso disajikan dalam mangkuk namun kali ini disajikan dalam sebuah kemasan box karton dengan gambar- gambar menarik dari produk Bakso kaget. Cara menikmatinya pun tidak biasa, pertama-tama buka kemasan box kemudian buka plastik pembungkus yang ada didalamnya. Setelah itu gunakan sumpit yang sudah disediakan untuk menusuk bakso dan mengambil mie didalamnya. Kemasan ini juga praktis dibawa kemana-mana tanpa takut tumpah.
Bakso celup terdiri dari kuah bakso, bakso sapi, mie, dan pangsit. Menurut beberapa narasumber yang pernah menikmatinya, yang menarik dari bakso celup adalah kuahnya yang kaya akan rempah-rempah, baksonya yang lembut serta didukung dengan sertifikasi uji lab bebas boraks dan formalin. Informasi sertifikasi  ini dapat dibukikan bila anda datang lansung ke kedai bakso celup karena pihak pengelola sengaja menempelkan data tersebut pada gerobak bakso dan didalam ruangan kedai. Salah satu cabang dari kedai bakso celup adalah di Jl. Prof. Dr. Soedarto SH depan Mesjid UNDIP. Letaknya yang strategis membuat kedai ini mudah dijumpai konsumen.
Selain menawarkan menu bakso, kedai ini juga mempunyai menu minuman yang menyehatkan. Yaitu Manna Drink, yang bahan dasarnya berasal dari buah labu. Menunya juga bervariasi. Sehingga dapat disesuaikan dengan selera anda. Manna drink original, manna drink aloe vera, dan manna drink jelly rainbow. Tentunya menikmati seporsi bakso celup akan menjadi lebih lengkap dengan ditemani minuman-minuman yang menyegarkan dan menyehatkan. Bagaimana dengan harganya? Cocok dengan kantong Mahasiswa, terjangkau dan bervariasi. (ied, cha)


Atap Gedung SC Butuh Perhatian


Polines, DIMENSI (13/01) - Gedung SC yang berusia lebih dari 20 tahun, mengalami kerusakan di bagian  sebelah barat (depan BAAK).  Kerusakan ini dikarenakan kerangka kayu yang lapuk dimakan oleh rayap. Hal ini tentunya sangat membahayakan, khususnya bagi pejalan kaki yang lalu-lalang di bawahnya.
                Supriyo, Kajur Teknik Sipil menuturkan, bahwa kerusakan yang terjadi sudah lama dan kerusakan sebenarnya tidak hanya terjadi pada atap Gedung SC, namun di gedung kuliah Teknik Sipil yang lain seperti dinding batu tempelnya banyak yang lepas. Pihaknya sudah melapor kerusakan tersebut ke Badan Administrasi Umum bagian Kerumahtanggaan.
                Dari pihak Kerumahtanggaan sendiri sudah menindak lanjuti permasalahan tersebut. “Saya sudah mengajukan daftar perbaikan sarana prasarana fisik gedung dan lingkungan kampus pada Direktorat Pendidikan Tinggi, dan salah satu yang masuk daftar renovasi adalah gedung SC. Namun, perbaikan bisa dilaksanakan setelah dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) keluar. Rencananya semua atap gedung yang terbuat dari seng akan dibuat seperti gedung sekolah satu,” ujar Budi Rianto bagian kerumah-tanggaan.
                Meskipun kerusakan yang terjadi sudah cukup lama, namun banyak mahasiswa yang tidak mengetahuinya. Anisa Riski salah satu mahasiswi Perbaikan dan Perawatan Gedung, mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya kerusakan pada plafon gedung meskipun dia sering melewati daerah tersebut. Sebaiknya, apabila terjadi kerusakan pada suatu bangunan, kita harus langsung melaporkannya pada pihak terkait. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. [Irma-mgg]

AcDC, Tak Sekedar Pencarian Bakat


                        3 besar, peraih peringkat 1,2,3 dalam perlombaan Accest

Polines, DIMENSI (19/01) – Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HiMA) menyelanggarakan sebuah event Accounting Day Competition (AcDC) pada Rabu (18/01) bertempat di kampus Polines. Acara ini bertujuan sebagai wadah pencarian dan pengembangan bakat baik di bidang akademis maupun  non akademis. “Sebenarnya acara ini mempunyai dua sasaran, sasaran ke dalam untuk mengembangkan bakat non akademis mahasiswa akuntansi dan sasaran keluar untuk mencari bakat akuntansi sekaligus mengenalkan Polines,” Tutur Rudy Wijayanto selaku ketua panitia acara. Rangkaian kegiatan berlangsung pada pukul 09.00 - 22.00 WIB. Acara puncak kegiatan tersebut adalah dengan menampilkan Rastaline, band reggae ternama di Semarang di malam harinya.
AcDC terdiri dari beberapa rangkaian acara seperti AGT (Accounting Got Talent), Accest (Accounting Contest), dan bazar buku serta komputer. AGT adalah ajang untuk menunjukkan bakat seni mahasiswa akuntansi. Peserta AGT merupakan perwakilan tiap kelas yang berada di jurusan Akuntansi. Acara ini dilaksanakan di halaman kantin Tata Niaga. Juara pertama diraih oleh perwakilan kelas Kompak 2-B, juara kedua oleh kelas Kompak 2-A disusul juara ketiga oleh kelas AK 2-A. Masing – masing juara mendapatkan uang tunai dan kupon untuk penyewaan sepeda.
Accest sendiri merupakan lomba akuntansi tingkat SMK se-Jawa Tengah dengan merebutkan piala bergilir Gubernur Jawa Tengah. “Tahun ini Accest diikuti oleh 52 peserta dari 19 SMK se-Jawa Tengah,” terang Nurul Hidayah selaku penanggungjawab Accest. Sebelum memasuki babak final, peserta lomba harus melalui dua tahap seleksi yaitu tahap pertama mengerjakan siklus akuntansi manual, dan tahap kedua mengerjakan akuntansi khusus dengan MYOB. Setelah melalui persaingan yang ketat, keluarlah Diah Setiani dari SMK 2 Magelang sebagai juara pertama, Istiatun dari SMK 1 Wonosobo sebagai juara kedua, dan Siti Zumaroh dari SMK 1 Kudus sebagai juara ketiga. Pemenang mendapatkan trophy accest, sertifikat, dan uang pembinaan masing – masing sebesar  Rp. 1,75 juta, Rp. 1,25 juta, dan Rp. 1 juta . “Saya senang mengikuti acara ini karena menurut saya di dalam acara ini saya dapat mengeksplor dan mempertajam pengetahuan akuntansi saya,” ungkap Diah Setiani peraih juara pertama.
AcDC semakin meriah dengan adanya bazar buku dan komputer. Bazar ini diikuti oleh Gramedia, Yudhistira, Erlangga, Penerbit Andi, Toga Mas, dan Toha Putra. “Saya harap acara seperti ini dapat terus dilakukan di tahun – tahun berikutnya dan meningkatkan kualitas acara,” harap Ibu Ch. Retno Gayatri salah satu dosen akuntansi yang sekaligus menjadi juri dalam perlombaan akuntansi. [ambar,erk-mgg]


Selasa, 17 Januari 2012

Menilik Citra Pers Mahasiswa di Mata Warga Kampus


Belum lama ini saya kembali mengalami kejadian kurang mengenakkan di kampus, yakni ditegur oleh satpam kampus ketika akan pulang. Memang saya akui, jam pulang saya terlambat, saya pulang agak larut malam setelah membantu teman-teman menyelesaikan pembuatan majalah. Namun bukan itu yang membuat si satpam marah. Satpam tersebut marah karena saya ini anggota LPM alias Lembaga Pers Mahasiswa. Saya tak kaget karena itu bukan pertama kalinya saya mengalami kejadian seperti itu. Malah sebelum kejadian tersebut, saya ditegur langsung oleh pimpinan tertinggi institusi. Ya, karena saya anggota Lembaga Pers Mahasiswa.
Dulu ketika pertama kali terjun di dunia pers, saya amat heran mengapa kebanyakan warga kampus tidak suka akan kehadiran kami. Lama kelamaan saya paham, mereka tak suka akan kritikan, meski kenyataannya mereka perlu dikritik. Kebanyakan belum memahami tentang fungsi dan manfaat pers. Yang mereka tahu, pers hanya bisa mengkritik dan menjelek-jelekkan. Padahal sebagian besar dari warga kampus tentunya adalah akademisi― orang-orang yang terdidik dan sangat paham akan peradaban. Dan ternyata tak hanya di kampus saya hal seperti itu terjadi. Tak sedikit teman-teman mahasiswa pegiat pers yang mengalami nasib serupa. Bahkan ada yang lebih parah, yakni diberedelnya majalah mereka dan penganiayaan aktivis pers mahasiswa.
Menengok ke belakang, munculnya persma atau pers mahasiswa di Indonesia sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Yang memelopori adalah mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Belanda tahun 1924 sebagai bentuk protes terhadap ketertindasan bangsa mereka. Sempat mati suri saat kependudukan Jepang karena represi yang amat keras, namun aktivitas pers mahasiswa kembali bangkit setelah proklamasi dikumandangkan. Terutama setelah tahun 1950, persma berkembang pesat. Pada 8 Agustus 1955 di Yogyakarta diadakan konferensi I bagi pers mahasiswa Indonesia yang melahirkan dua organisasi: IWMI (Ikatan Wartawan Mahasiswa Indonesia) dan SPMI (Serikat Pers Mahasiswa Indonesia). Tahun 1958, Konferensi II dilaksanakan dan meleburlah kedua organisasi tadi menjadi IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia). Pasang surut mewarnai perjalanan pers mahasiswa dalam berjuang melawan tirani. Pemberedelan yang marak terjadi terutama pada masa Orde Baru tak membuat para aktivis gentar memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Tak sedikit dari mereka yang menghilang tanpa jejak (baca: dihilangkan) dan dijebloskan ke penjara karena suara mereka yang begitu berani. Memang kekuatan pers merupakan salah satu kekuatan yang ditakuti oleh pemerintah, apalagi bila itu timbul dari mahasiswa.
Di masa seperti sekarang ini, masa dimana demokrasi telah meresap ke setiap komponen bangsa, pers tumbuh semakin pesat dan semakin meluas. Perkembangan teknologi pun turut andil dalam menyuburkan pers. Masyarakat lebih percaya pada media massa ketimbang pemerintah. Tukang becak pun kini melek politik.  Sudah bukan masanya pers diberedel karena kritik kerasnya terhadap pemerintah. Inilah masa kebebasan berpendapat yang mana juga kebebasan pers menjalankan fungsinya. Pers punya kode etik jurnalistik dan undang-undang yang mengaturnya. Buruknya, terkadang ada insan pers yang menyikapi independensi dan kewenangan yang dimilikinya dengan tidak bijaksana dan tidak memperhatikan kode etiknya. Untuk itulah ada Dewan Pers.
Keberadaan pers mahasiswa sama pentingnya dengan pers pada umumnya. Yang membedakan antara keduanya adalah ruang lingkup. Dahulu keduanya hampir tak memiliki perbedaan, karena ruang lingkup persma adalah ruang lingkup pers biasa juga. Namun pada masa kini, pers mahasiswa kembali ke tempat asalnya. Kampus adalah ruang lingkup persma bergerak, namun tak menutup kesempatan bagi persma untuk tetap tanggap terhadap isu-isu diluar kampus. Keduanya tetap memiliki fungsi yang sama, yaitu edukasi, informasi, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi yang terakhir ini yang sering menjadi masalah dan membuat citra pers mahasiswa menjadi buruk dimata warga kampus. Tak jarang yang terkena kritikan marah, tak suka, melontarkan sangkalan dan pembelaan. Wajar saja kalau menurut saya, manusia pada dasarnya tak suka dikritik, lebih suka dipuji. Yang membedakan adalah cara mereka mengekspresikan ketidaksukaan mereka. Ada yang menanggapi kritik dengan baik, mereka menerima dan mendengarkan untuk selanjutnya melakukan instrospeksi dan pembenahan. Namun kebanyakan tak menerima, meski apa yang disuarakan oleh persmanya adalah kebenaran.
Untuk itulah diperlukan keberanian yang amat besar ketika kita akan terjun ke dunia pers mahasiswa. Kejujuran dan kehati-hatian tentu juga perlu. Rintangan terberat kita adalah mereka yang menolak kebenaran dan pembenahan. Namun tak berarti juga kita memusuhi mereka. Karena pers mahasiswa didirikan bukan untuk menjadi musuh dari pihak manapun, melainkan untuk menyuarakan kebenaran dalam rangka pembenahan dan perbaikan terutama di lingkungan kampus.[bell]

Minggu, 15 Januari 2012

PNS: Ambiguitas Kemapanan Profesi

Majalah 45 download

Rabu, 11 Januari 2012

FACEBOOK VS TWITTER YANG MERAJAI KAULA MUDA

      Diera globalisasi yang sangat meningkat dari zaman ke zaman, menimbulkan berbagai macam kemajuan, salah satunya adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Terbukti dengan adanya penggunaan internet di berbagai lapisan masyarakat, misalnya friendster, myspace, yahoo koprol, skype, omegle, facebook dan twitter. Mereka menggunakan internet untuk melakukan akses jejaring sosial, guna memperluas pergaulan, menyebarkan suatu informasi, sebagai sarana promosi, iklan ataupun bisnis. Hal tersebut diatas merupakan dampak positif dari penggunaan jejaring sosial. Dimana ada kebaikan pasti ada keburukan dari penggunaan jejaring sosial, diantaranya penipuan, dimanfaatkan dengan tidak semestinya, serta membuat mahasiswa menjadi malas.
     Facebook dan Twitter merupakan sama-sama situs jejaring sosial atau situs pertemanan dengan tingkat kepopuleran yang tidak diragukan lagi.
     Berkaitan dengan hal tersebut, cacrew divisi litbang LPM Dimensi mengadakan jajak pendapat pada mahasiswa Politeknik Negeri Semarang dengan responden sebanyak 50 mahasiswa yang terdiri dari perwakilan masing-masing jurusan tingkat I, II dan III. Survey ini kami lakukan untuk mencari tahu tentang penggunaan jejaring sosial facebook dan twitter.
     Berdasarkan survey dari 4 buah pertanyaan yang kami ajukan, pendapat mahasiswa mengenai penggunaan facebook dan twitter, sebanyak 34% menempatkan facebook menjadi akses jejaring sosial mereka, 4% memilih twitter, 56% memilih menggunakan facebook dan twitter, dan 6% memilih tidak menggunakan dua-duanya. Kemudian dari hasil polling, diketahui bahwa 22% mahasiswa menyatakan bahwa tingkat kesulitan terletak di facebook, 78% menganggap twitter lebih sulit.
     Ketika ditanya mengenai tampilan mana yang lebih menarik antara facebook dan twitter, 70% mahasiswa menjawab facebook dan 30% twitter.  Namun, 54% mahasiswa menilai facebook lebih populer dibanding twitter, sedangkan 46% menilai twitter yang paling populer.
Berdasarkan hasil survey diatas, maka mahasiswa harus memiliki pengetahuan untuk menilai, mana sisi baik dan buruk suatu jejaring sosial yang mereka gunakan. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa agar lebih memanfaatkan jejaring sosial dengan benar dan lebih bermanfaat.

POLING TENTANG PENGGUNA JEJARING SOSIAL
FACEBOOK VERSUS TWITTER DARI LIMA JURUSAN
DI KAMPUS POLINES

Sumber: Mahasiswa jurusan Akuntasi, Adm. Niaga, T. Mesin, T. Sipil,T.Elektro tingkat I, II, dan III Politeknik Negeri Semarang

Selasa, 10 Januari 2012

Setahun Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi


Judul: Indonesia Mengajar
Penulis: Pengajar Muda
Penerbit: Bentang Pustaka, Yogyakarta
Cetakan: November 2011
Tebal: xvii + 322 hlm
No. ISBN: 978-602-8811-57-6

Pendidikan rupanya masih menjadi barang langka dan mahal di sebagian wilayah Indonesia. Yang mutunya tinggi hanya bisa didapat di kota-kota besar. Pantas apabila pemerataan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia selama ini masih sebatas wacana. Tanggung jawab siapakah itu?

Gerakan Indonesia Mengajar adalah sebuah gebrakan baru yang dicetuskan oleh pegiat pendidikan, Anies Baswedan. Gerakan ini mengajak putra-putri terbaik bangsa, para sarjana muda dengan semangat dan jiwa idealisnya, untuk bersama-sama memenuhi janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa. Hak-hak penduduk di daerah terpencil untuk mendapat pendidikan yang berkualitas dan murah selama ini masih belum diperhatikan oleh pemerintah. Karena itulah Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar ini didirikan.
Lima puluh satu intelektual muda dari seluruh penjuru Indonesia, lulusan-lulusan terbaik dari universitas terkemuka, telah memilih dan terpilih untuk mengabdikan diri selama satu tahun di daerah pelosok― jauh dari keluarga, jauh dari pusat kota, jauh dari segala teknologi modern dan kesenangan anak muda. Mereka berlima puluh satu ini adalah yang berhasil lolos dari seleksi untuk menjadi pengajar muda, menyisihkan 1.352 pendaftar lainnya. Mereka disebar di daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Irian Jaya. Alih-alih menjadi seorang profesional di bidangnya dan bekerja dengan gaji tinggi, para sarjana ini lebih memilih untuk meninggalkan kemapanan kota dan melepaskan peluang karier demi mengajar anak-anak SD di daerah terpencil. Sungguh Indonesia patut bangga dengan keberadaan orang-orang seperti ini.
Di buku ini, terhimpun catatan mereka tentang pengalaman, suka duka, dan anak didik mereka selama disana. Memang tak mudah menjalani kehidupan di daerah tanpa listrik, tanpa jalanan aspal, tanpa kendaraan bermotor, apalagi internet atau wi-fi. Ditambah dengan misi untuk mendidik anak-anak pelosok, mencerahkan kehidupan dan memupuk mimpi mereka. Pun sebaliknya, mereka, para pengajar muda, juga banyak belajar dari anak-anak didik mereka dan penduduk setempat. Banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang mereka dapat selama menjadi pengajar muda, dan sebagian mereka bagikan kepada kita melalui buku ini.
Dengan pengantar oleh Anies Baswedan selaku pendiri dan ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, buku ini mengajak kita untuk menilik keadaan saudara-saudara kita yang sebangsa setanah air, namun tak senasib dengan kita. Dengan tagline “Setahun mengajar, seumur hidup menginspirasi”, cerita-cerita dari para pengajar muda memang sungguh menginspirasi dan memotivasi, membuat kita lebih bersyukur akan keadaan kita, dan terharu akan semangat dari anak-anak bangsa yang terpinggirkan. Really recommended book untuk Anda yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa. “Karena mendidik adalah tugas konstitusional negara, tapi sesungguhnya mendidik adalah tugas moral tiap orang terdidik.”


Mempertegas Keberadaan CCTV di Polines

     Pemasangan CCTV di kampus Polines saat ini sedang gencar-gencarnya menjadi pembicaraan di kalangan mahasiswa. Banyak sekali pendapat positif maupun negatif yang dilontarkan oleh para mahasiswa.
     CCTV di kalangan mahasiswa mungkin tidak asing bagi sebagian mahasiswa. Mungkin ada yang senang saat CCTV itu dipasang atau bahkan menjadi momok  yang menakutkan saat menghadapi ujian. Karena dengan keberadaan CCTV sebagian mahasiswa merasa dirinya tidak bisa bergerak bebas bahkan menyontek. Manfaat di balik CCTV bagi kalangan mahasiswa  dapat menumbuhkan rasa kejujuran dalam diri masing-masing untuk tidak berbuat kecurangan. Manfaat yang lain adalah dapat mengurangi tindakan kriminal yang akhir-akhir ini sering terjadi, misalnya laptop hilang di dalam kelas, motor hilang di sekitar area parkiran, dan lain-lain. Dan dengan adanya CCTV di kampus Polines, sangat bermanfaat untuk  mencegah dan mengurangi tindakan kriminal.
     Keberadaan CCTV di Polines menjadi perdebatan hebat bagi mahasiswa yang menganggap keberadaan CCTV hanya menghambur-hamburkan uang saja. Tetapi ada juga yang menganggap itu sebagai perkembangan teknologi canggih yang harus diikuti di era globalisasi ini.
     Dengan demikian, CCTV bukan lagi penghalang besar yang harus ditakuti mahasiswa tetapi harus menjadi cambuk bagi masa depan kita agar tidak menyontek saat ulangan. Karena Polines mempunyai penekanan bahwa jujur itu hebat dan menyontek itu tindakan jahat serta bertanggung jawab itu hebat. Menurut pendapat saya pribadi Keberadaan CCTV sangat bermanfaat karena CCTV dapat mendidik kita untuk bertindak jujur dan bertanggung jawab.

Pencarian Bibit dalam Polines Cup

Polines, DIMENSI(11/01)- Pelaksanaan Polines Cup berlangsung tanggal 2-22 Januari. Kegiatan  Polines Cup diikuti  oleh 22 pasang peserta  dari berbagai jurusan. Acara Polines Cup tersebut yakni  sebuah acara yang digelar oleh UKM Sport. Selain sebagai acara tahunan, acara tersebut juga bertujuan untuk mencari bakat bulu tangkis yang dimiliki oleh para mahasiswa Polines. Lanjutan dari acara tersebut adalah para pemenang pertandingan  Polines Cup dapat mengikuti  lomba di tingkat nasional dengan cabang olahraga yang sama, yakni bulutangkis.
Acara tahunan yang rutin dilaksanakan oleh UKM Sport  tersebut terlaksana karena mendapat alokasi dana dari pusat. Selain itu, dana juga didapat dari pendaftaran mahasiswa yang mengikuti kompetisi tersebut.
Pertandingan Polines Cup digelar di lapangan gedung BAAK yang terletak di Gedung Direktorat. Pertandingan tersebut dilaksanakan setiap hari Senin setelah maghrib.
Tahun ini, acara tersebut berganti nama menjadi Polines Cup setelah sebelumnya bernama Badminton Cup, namun format acara sama seperti tahun lalu.
“Acara Polines Cup ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Polines dari berbagai jurusan. Jadi, setiap jurusan ada yang mewakili,” ungkap Adi, selaku ketua Polines Cup. Adi mengungkapkan, banyak mahasiswa yang antusias untuk menonton jalannya acara tersebut dan semua peserta bermain secara sportif.
Pemenang pertandingan Polines Cup akan dikirim untuk mewakili Polines pada lomba se-Politeknik Indonesia dalam cabang olahraga bulu tangkis. Puncak dari acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2012.(Tiwi,Ninda mgg)

Liga AN : Sportivitas dan Prestasi

Polines, DIMENSI (07/01)- Liga Administrasi Niaga  merupakan  salah satu program kerja tahunan Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga. Terdapat tiga cabang olahraga yang dipertandingkan yakni badminton, futsal, dan sepakbola. Badminton dan sepak bola dilaksanakan di lapangan badminton dan sepak bola Polines. Sedangkan untuk futsal, di stadion indoor  Mulawarman.
Pada cabang badminton mempertandingkan partai double women yang diwakilkan satu pasangan tiap kelas, cabang futsal mempertandingkan 15 grup, dan untuk sepak bola 6 grup. Setiap kelas dikenakan biaya kontribusi sebesar delapan puluh lima ribu rupiah untuk tiga cabang olahraga tersebut. Apabila ada kelas yang tidak mengikuti pertandingan yang telah ditentukan, maka akan dikenakan denda sebesar tiga puluh ribu rupiah.
Pertandingan yang sedang berlangsung pada cabang badminton sudah memasuki partai perempat final (6/1). Sejauh ini, belum terjadi cedera yang dialami oleh para peserta. Untuk mengantisipasi apabila terjadi cedera, pihak panitia sudah menyiapkan peralatan kesehatan yang memadai.
“Pertandingan sejauh ini berjalan lancar, mungkin yang menjadi kendala utama dan sering merepotkan adalah faktor cuaca. Pertandingan sering kali diundur karena lapangan badminton yang basah dan angin berhembus kencang,” kata Aditya Pradana selaku Kadiv Minbak Sport  Humania.
Liga AN ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempererat solidaritas antar mahasiswa khususnya Jurusan Administrasi Niaga serta membidik bibit-bibit berprestasi dalam cabang olahraga yang nantinya dapat dipromosikan untuk mengikuti pertandingan mewakili Polines. “Harapan saya sebagai ketua panitia adalah agar pihak kampus nantinya bisa membenahi berbagai fasilitas yang ada, salah satunya seperti atap yang bocor di lapangan badminton dekat kantin TN ini. Kalau sarana penunjangnya baik dan memadai, prestasi akan mengikuti,” imbuh Aditya Pradana.(nur, tiara –mgg)

CCTV , Momok Mahasiswa Menghadapi UAS

Polines, DIMENSI (06/01)-  Penggalakan pemasangan CCTV telah dilaksanakan dan merupakan salah satu upaya perbaikan fasilitas yang diberikan Polines kepada mahasiswa, CCTV yang berfungsi sebagai pemantau aktivitas kemahasiswaan (baca: edisi 7) tersebut berada dibawah pemantauan langsung yang dilakukan oleh Direktur. “Memang benar sentral CCTV berada di ruang Direktur, yang sekarang sudah terpasang layar besar sebagai pusat untuk melihat hasil tangkapan gambar CCTV tiap harinya,” ungkap Wartoyo selaku sekretaris UPT Pusat Komputer. Wartoyo menambahkan bahwa terealisasinya pengadaan CCTV adalah bermula dari penerimaan dana APBN (Anggaran Pembelanjaan Negara) dari Negara yang diterima sebesar Rp 54.5 milyar. Dana APBN  bersumber dari APBNP (Anggaran Pembelanjaan Negara Perubahan) yang  dialokasikan untuk perubahan yang lebih baik dalam pengembangan infrastruktur pembelajaran di Polines. Tak hanya untuk pengembangan laboratorium di bidang TI (Teknologi Informatika) yang dialokasikan  hingga Rp 20,5 milyar, namun juga sebesar Rp 34 milyar digunakan untuk pengembangan tiap jurusan meliputi Jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin,  Teknik Sipil, Akuntansi, dan  Tata Niaga.
Kebijakan dipilihnya  CCTV untuk pengembangan infrastruktur dalam pembelajaran merupakan kebijakan dari Institusi dan bukan lagi digunakan untuk dana pembangunan gedung. Sekretaris UPT Pusat Komputer juga menuturkan bahwa Direktur menginginkan di tiap kelas terdapat peralatan elektronik seperti CCTV untuk memantau ruangan tiap harinya. Selain itu, pengadaan Finger Print untuk absensi juga dipilih dengan tujuan apabila menggunakan sidik jari sebagai tanda pengenal setiap masuk kelas dengan harapan tidak ada lagi istilah nitip absen karena tanda tangan mudah untuk dipalsukan. Tak luput, pengadaan LCD juga dipilih untuk membantu dalam proses pembelajaran agar lebih efektif dan untuk mewujudkan pembelajaran di Polines berbasis e–Learning. Basis e-Learning merupakan sistem pembelajaran menggunakan peralatan elektronik yang dirasa sangat penting mengingat perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, selain itu jika dosen tidak dapat mengajar karena ada kepentingan, sistem pembelajaran secara e-Learning ini dapat  difungsikan.
Fungsi lain pengadaan CCTV adalah memantau tiap dosen yang masuk ruangan kelas, “Kan bakal ketahuan kalau ada dosen yang masuk kelas hanya memberikan tugas kemudian keluar dan tidak balik kelas lagi,” canda Wartoyo.
Rencananya, CCTV tersebut akan diaktifkan apabila semuanya telah selesai dipasang di setiap ruangan yang telah ditargetkan sebelumnya. Hasil dari tangkapan gambar CCTV setiap harinya akan disimpan secara otomatis dalam memori. “Masa kadaluwarsa dari hasil gambar tersebut adalah dua bulan sekali, jadi contohnya jika ini bulan Januari rekaman hasil gambar dari bulan Desember lalu masih dapat dilihat begitu juga selanjutnya,” jelas Wartoyo.
Begitu pula saat UAS berlangsung, CCTV akan berfungsi sebagai pengawas Mahasiswa. Wartoyo mengungkapkan jika Mahasiswa ketahuan menyalahgunakan telepon genggam (HP) atau melakukan kecurangan ketika UAS berlangsung, otomatis di layar sentral akan terlihat jelas karena hasil gambar tersebut dapat di zoom. Mengenai sanksi bagi  mahasiswa yang ketahuan melakukan kecurangan, beliau menyampaikan bahwa hal tersebut bukan merupakan wewenang bagian pelaksanaan, namun akan  ditindak lanjuti oleh bagian BAAK. (cepp–ninda mgg)

Senin, 09 Januari 2012

Titip Absen dalam Acara Pelatihan Polines


DIMENSI - (17/12) Serangkaian acara Pelatihan Mencari Peluang Kerja Mahasiswa yang diseleng-garakan  tanggal 10-11 dan 17-18 Desember berakhir dengan menunjukkan kurang antusiasnya peserta pelatihan.  Banyak mahasiswa yang titip absen dan meninggalkan ruangan saat pembicara menyampaikan materi.
“Mahasiswa nampak kurang berminat mengikuti pelatihan, hal tersebut didukung dengan kurang tepatnya waktu yang dipilih panitia.
“Saya rasa panitia juga harus lebih sigap ketika listrik mati dan antisipasi sebelumnya. Hal tersebut  menyebabkan peserta kurang nyaman.   Kalau perlu dikasih tatib biar bisa mengendalikan peserta, karena setahu saya cuma ada satu dosen yang menjaga ruangan,” ungkap Wira Akbar Wibowo, peserta dari jurusan Sipil.
Kegiatan Pelatihan Mencari Peluang Kerja Mahasiswa ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan institusi bagi mahasiswa Polines semester V dan VII.  Menurut Dra. Rara Ririn Budi Utami selaku ketua panitia, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan softskill mahasiswa sehingga menambah kesiapan mereka di dalam mencari pekerjaan.  Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk memberi bekal bagi para calon alumni.
 Dalam pelatihan bagi Jurusan Administrasi Niaga dan Sipil (17/12), para peserta disuguhi materi mengenai Memahami Potensi dan Kendala Diri Menyiasati Peluang dan Wawancara Kerja, Hubungan Kerja, Pembuatan CV, Resume dan Cover Letter, Online Job Seeker serta Sharing  dari alumni.
Mengenai banyaknya mahasiswa yang hanya titip absen dan meninggalkan kegiatan terutama setelah memperoleh makan siang, Ibu Ririn Budi Utami menyatakan bahwa mungkin mahasiwa  belum merasa membutuhkan saat ini, tapi kelak mereka pasti akan membutuhkan kegiatan tersebut.
Sementara itu, Mukofidhotun Umaroh  menyatakan bahwa acara Pelatihan ini cukup menarik, tetapi karena banyak peserta yang banyak bercanda membuat sulit untuk berkonsentrasi. Lebih lanjut untuk menanggulangi para peserta yang hanya titip absen dan meninggalkan kegiatan agar panitia menyiapkan absen sebanyak 3 kali, yaitu saat pagi, saat istirahat dan saat pulang, panitia juga harus lebih teliti di dalam mengenali mahasiswa terutama bagi yang bertugas menunggui absen.
Terakhir Ibu Ririn berharap agar para mahasiswa bisa meluangkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat bagi mereka serta bisa menyerap apa yang disampaikan oleh pembicara. [Ika]

Tangan Dingin Karni Ilyas


Siapa yang tak mengenal suara serak tokoh kartun Bang One yang sering muncul di program televisi tv One.  Suara berat dan penuh selidik saat menginterogasi narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan yang “menohok”, itulah suara milik Sukarni Ilyas, atau yang saat ini lebih dikenal dengan Karni Ilyas. Ya, Karni Ilyas yang saat ini menjabat sebagai editor in chief salah satu tv swasta milik Bakrie Group, tv One, menjadi pengisi suara tokoh kartun yang menjadi ikon tv One tersebut. Selain itu, saat ini beliau menjadi moderator dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di tv One yang dulunya bernama Jakarta Lawyer Club (JLC).
                Kepiawaiannya menggali informasi dari narasumber membuat acara tersebut begitu diminati dan memiliki rating yang cukup tinggi.  Ternyata tak hanya saat di tv One, televisi-televisi swasta yang beliau pimpin sebelumnya juga menjadi naik ratingnya. Karni Ilyas memang dikenal sebagai pemegang media bertangan dingin, media apapun yang dipegangnya akan dibawanya menuju jajaran televisi swasta teratas, seperti tv One saat ini.
                Karni Ilyas, terlahir dengan nama Sukarni Ilyas di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 25 September 1952.  Bakat jurnalistiknya sudah tampak semenjak masih kecil, terbukti dengan tulisan pertamanya berupa puisi yang dimuat di koran Haluan Padang. Dari situ, minatnya untuk menjadi wartawan semakin kuat.  Tapi kenapa harus wartawan? Menurutnya, ada satu hal dari wartawan yang tidak dimiliki profesi lain.  “Kita bertarung agar bisa menjadi yang pertama dan terbaik,” ungkapnya.
                Track record beliau yang begitu berpengalaman di media, dari yang dulunya media cetak kemudian merambah ke media televisi, menjadikannya seorang wartawan senior yang tak diragukan lagi kemampuannya.  Bahkan setelah ia menduduki jabatan sebagai pemimpin redaksi, seringkali beliau tak segan untuk turun ke lapangan untuk berbaur dengan reporter junior.
                Begitulah Karni Ilyas, sosok yang mencintai profesinya. “Cinta, itu sebabnya. Kalau sudah cinta, mau kerja seberat apapun akan jadi mudah,” ungkapnya dalam Seminar Pendidikan Jurnalistik XIX LPM Dimensi di RSG Polines beberapa waktu lalu.[bell]

Gencarnya Pengadaan CCTV


Polines, DIMENSI - (17/12) Sebanyak 87 unit CCTV (Closed Circuit  Television) rencananya akan dipasang di ruang kelas setiap  jurusan. Hal ini merupakan kebijakan dari institusi. CCTV ini akan dimonitoring langsung oleh Direktur dengan tampilan 8 slide yang ditempatkan di ruang Direktur. Bagian kerumahtanggaan yang menangani pengadaan barang menuturkan bahwa mereka hanya bertugas menginventarisir barang dan sampai saat ini belum ada serah terima barang terkait pengadaan CCTV. “Kami tidak berkompetensi mengenai pengadaan CCTV, tugas kami hanya menginventarisir barang saja”, tutur Pak Budi  Riyanto.
Terdengar kabar bahwa dana yang dibutuhkan untuk pengadaan CCTV  ini sebesar Rp 4-5M.  Hal tersebut menimbulkan polemik, antara manfaat CCTV perkelas dengan pengadaan CCTV di public area (mushola, kantin dan parkiran) maupun pengadaan barang yang lebih dibutuhkan bagi kelangsungan proses belajar mengajar. Noor Ardiansyah selaku ketua jurusan Akuntansi menuturkan, “Dari segi kemanfaatan CCTV perkelas kurang efektif, kecuali terjadi huruhara dalam kelas, sehingga lebih disoroti lagi untuk area publik”. 
Adapun jurusan yang telah mengopersikan CCTV yaitu jurusan Akuntansi. Pengope-rasian CCTV ini berlangsung sejak 2 minggu  lalu dan merupakan program dari jurusan, bukan dari pusat. Jumlah CCTV yang dibutuhkan sebanyak 25 unit, itupun tersebar hanya di koridor-koridor saja dan bukan disetiap kelas.  Seperti yang diungkapkan Bapak Ardiansyah,  “Tujuan-nya untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar di kampus agar lebih efektif.”   Manfaat lain ialah untuk mempermudah fungsi kontrol  mahasiswa dan dosen. Namun tetap saja kasus pencurian masih terjadi seperti pencurian laptop di mushola pada minggu lalu. [rth]