This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 30 November 2010

Lomba Fotografi Dimensi

buad kamu yang punya hobi ato keahlian , bakat,profesi & etc dalam hal fotografi ....
ayo!!
salurkan tunjukan kemampuanmu itu di lomba Fotografi dimensi...
rencananya akan terpajang 100 foto dari intern maupun ekstern Lpm Dimensi Politeknik Negeri Semarang
seru kan..?
info lebih lanjut...
klik aja disini

pendas come soon!!!

Kamis, 07 Oktober 2010

Edisi v.WaRNA III


Edisi v.WaRNA II


Edisi v.WaRNA I


Edisi v.LDK III


Edisi v.LDK II

Edisi v.LDK I

Kamis, 01 Juli 2010

Karikatur : " LG 3 kg"

Karikatur : " Artis Porno Ketangkep Nih!"

Musholaku Tak Aman (Lagi)

Polines, Dimensi – Senin (21/6) lalu lagi-lagi terjadi pencurian di mushola Tata Niaga. Setelah pada semester ganjil kemarin mahasiswi Perbankan Syariah sebagai korbannya, kini giliran Septia Rahman, mahasiswa Prodi Akuntansi mengalami hal serupa. Mahasiswa semester empat ini kehilangan laptop miliknya.

“Saat sedang mengikuti sholat ashar berjamaah di mushola Tata Niaga ,saya meletakkan tas yang berisi laptop di belakang shaf sholat. Memang posisinya agak jauh dari posisi shaf. Setelah selesai sholat, saya telah mendapati tas beserta isinya sudah hilang.

Korban telah melakukan upaya melaporkan kejadian tersebut ke wakil Jurusan Akuntansi. Namun sampai saat ini belum ada konfirmasi apapun dari pihak Jurusan maupun Petugas Keamanan setempat. Petugas Keamanan setempat mengaku tidak begitu tahu tentang kasus pencurian di tempat peribadahan tersebut, meski telah terjadi berulang kali.

”Kejadian ini bukan salah siapa-siapa dan mungkin hanya kecerobohan mahasiswanya sendiri. Saya rasa pelaku bisa berasal dari mahasiswa sendiri ataupun orang luar yang berpakaian seperti mahasiswa. Kalo sudah begitu pihak Keamanan sulit untuk mengenali yang mana mahasiswa dan yang mana orang luar, terang Sri Widodo, petugas Keamanan pintu utama.

Ketua Departemen Ketaqwaan HiMA, selaku wakil dari pengelola mushola Tata Niaga yang sempat kami temui, juga menyesalkan kejadian tersebut. ”Sebagai HMJ yang paling dekat dengan mushola Tata Niaga, kami Departmen Ketaqwaan merasa memiliki tanggung jawab terhadap mushola Tata Niaga. Sebenarnya dari sisi mahasiswanya sendiri juga harus lebih berhati-hati dalam menyimpan barang berhargannya,” tutur Imam, Ketua Departemen Ketaqwaan ini.

Sebagai upaya untuk meminimalisir kejadian serupa, HiMA berencana memfasilitasi tempat penitipan barang dan tanda peringatan di dalam mushola untuk barhati-hati dengan barang bawaan. Sebagai sumber dana pembuatan barang-barang tersebut, akan di ambil dari infaq dan kas HiMA.

Kejadian yang sudah kesekian kalinya terjadi ini memang sudah menyebar di kalangan mahasiswa Tata Niaga. ”Saya rasa mushola Tata Niaga kurang begitu aman sekarang ini, namun saya juga masih tetap beribadah di mushola tersebut seperti biasa. Cuma mungkin tas dan barang berharga dititipkan saja pada teman atau tempat yang dirasa aman,” tutur Hida, salah seorang mahasiswi Perbankan Syariah. (nana)

Agus Rochadi, “Wong Bejo lan Pinter”

Pria bernama lengkap Agus Rochadi ini lahir di Semarang 27 Agustus 1960. Dia adalah pem-“babat alas” di Politeknik Negeri Semarang. Kini beliau sebagai staf edukasi Jurusan Teknik Elektro yaitu Dosen Digital. Beliau mengaku termasuk dalam kategori “wong bejo”. “Kalau orang bejo itu cuma bejo satu kali, tapi saya berkali-kali,” ungkapnya sambil terbahak.

Disiplin adalah kunci kesuksesannya. Sebelum beliau mengajar di Polines, pendidikan di dapatnya di Sekolah Tingkat Menengah Pembangunan (STMB) atau yang biasa disebut STM 7 Semarang. Namun karena ke-bejo-annya inilah sebelum beliau menamatkan pendidikan di STMB, beliau sudah mengajar di Politeknik. Setelah itu melanjutkan S1 di ITS Surabaya pada tahun 1989, serta mengambil S2 di Universitas Krisna Dwipayana tahun 2006 tanpa modal.

Hal tersebut beliau dapatkan dari pengalaman di lapangan. Terbukti beliau melaksanakan paguyuban di lingkungannya, dari situlah terbentuk program, yaitu arisan motor. Berkat kegiatan yang bermanfaat itu, banyak jejaring yang asas manfaatnya luar biasa.

“Dari arisan itu saya banyak teman, maka saya jadikan saja tesis. Nah supaya ilmu yang didapat itu bermanfaat harus di estafetkan,” lanjutnya. Banyak pengalaman yang beliau dapatkan, oleh karena itu beliau menerapkan “Experience is the best teacher”.

Ada empat prinsip yang beliau terapkan agar tercapai sukses yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas. Meski umurnya sudah setengah abad, beliau tetap aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari mengajar hingga kegiatan sosial. Kini hampir 70 persen dihabiskan untuk kegiatan sosial. Salah satunya adalah dengan mendirikan sekolah bagi kaum dhuafa di Gunung Pati, yaitu Nurul Barqi yang sudah mulai dibangun dan sudah dipakai.

Karena kepintarannya beliau pun pernah menjadi bintang iklan produk kendaraan beroda dua, Honda. Hal tersebut karena beliau ingin mengangkat adanya produk-produk yang dibajak oleh Cina. Beliau berharap agar lembaga bisa lebih peka terhadap suatu perubahan, tak terkecuali Polines. Selain itu, beliau berharap agar Polines tidak hanya mengembangkan intelektualnya saja tetapi juga mengembangkan potensi kampus.

“Saya harap tepat waktu, tepat ukuran, dan tepat aturan yang tertera pada mobil APV Polines tidak ada tambahannya lagi yaitu tepat awuran,” tutupnya dengan senyuman. (yy_03, sdiq)

Video Hot Artis Dapat Tempat di Hati Warga

oleh Milla Himmatuz Zahra
Mahasiswi Semester IV Jurusan Akuntansi

Akhir - akhir ini dibeberapa media, selalu menyoroti video “mesum” mirip artis Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Penyebarluasan video ini tak ayal mengundang banyak reaksi dari berbagai kalangan. Mulai dari lembaga Komnas Perlindungan Anak, kalangan sesama artis, dan masyarakat umum. Tak kalah menariknya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara mengenai kasus ini meski dengan komentar yang agak “nyleneh”.
Respon masyarakat pun beragam tentang video tersebut. Banyak yang mencaci maki, mengungkapkan kekecewaan, namun ada juga yang masih memujanya. Ironisnya, dampak dari pemberitaan yang terlalu diekspose secara detail mengakibatkan masyarakat menjadi semakin penasaran. Alhasil mereka pun tertarik untuk mencarinya itu dan ingin memastikan kebenaran pelaku dalam video ini. Parahnya, banyak kasus pemerkosaan yang dilakukan setelah menyaksikan video tak seronoh itu.

Dramatisnya, dari kasus video “mesum” mirip artis ini seolah mengalihkan kasus-kasus besar yang sedang melanda bangsa Indonesia. Lihat saja, kasus bailout Bank Century dan pilihan Pimpinan KPK yang dianulir terdapat banyak “kongkalikong”. Pak Polisi yang ditugaskan menjadi penyidik atas kasus video hot mirip artis ini mendadak menjadi wira-wiri di layar kaca. Menjadi penyidik artis, bukan berarti ikut-ikutan “ngartis” bukan?

Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi yang telah disahkan beberapa waktu silam sepertinya sudah cukup untuk meminimalisir opini yang berkembang di masyarakkat. Tak perlu masyarakat ikut heboh dengan ramai-ramai “menguber” video hot tersebut dan ikut berdemo memenuhi jalanan.

Apalagi kemarin sempat beredar isu jika si pelaku yang sudah berlabel “tersangka” akan segera dibebaskan. Karena apa yang mereka lakukan adalah atas dasar suka sama suka, bukan dalam kategori pemerkosaan. Dasar yang seperti ini tak bisa dikategorikan tindak pidana di Indonesia--katanya. Masyarakat ribut lagi, televisi ramai lagi.

Sudahlah, tak perlu mengolok orang yang belum tentu lebih buruk dari si pengolok. Tetap duduk manis, awasi anak dari unduhan situs porno, dan beri tauladan bijak. Mereka telah cukup terhakimi dengan pengadilan Negeri ini, jangan tambahi dengan pencekalan sana-sini. Sungguh mental dan karakter yang benar-benar telah terbunuh. Aduhai,, rumitnya Negeri ini.

Tim Debat Inggris Takluk di Samarinda

Polines, DIMENSI - Baru-baru ini Polines mengirimkan Tim debat bahasa Inggris se-Politeknik Indonesia di Samarinda. Tim yang diwakili oleh UKM PECC ini bertanding sejak 20 hingga 24 Juni 2010. Ada empat delegasi UKM PECC yang berangkat ke Samarinda, yakni Atif Winda yang juga merupakan Leader of PECC, Hafidz Firdaus, Shonhaji Mabruri, serta Syaiful Azhar. Meskipun wakil dari Polines tidak memenangkan kompetisi tersebut, namun pada tahap pre-eliminasi 1, Hafidz Firdaus menjadi best speaker, bahkan Tim Debat Polines sempat menduduki peringkat tujuh dari 34 tim. Namun pada saat pre-eliminasi 2, Tim Debat Polines harus tertahan oleh Politeknik LP3I.

“Pada awalnya diadakan seleksi anak PECC yang berminat, namun pada akhirnya tersaring menjadi empat orang. Kami sudah berlatih selama satu bulan secara intensif dan pengalaman yang tak terlupakan adalah pada saat saya, mas Shonhaji dan mas Hafidz harus berjalan sepanjang jembatan Mahakam yang sangat panjang karena ingin membeli oleh-oleh,” terang Atif Winda.

Tim debat polines juga didampingi oleh tiga pendamping, yakni Bapak Nahar sebagai Judicators dari Polines, dan Bapak Agus Suratno selaku Pembina PECC, serta Bapak Garup Lambang Goro selaku PD III.

“Hal yang disayangkan adalah kurangnya pembinaan dari Institusi, padahal kami berlomba mewakili dan membawa nama baik Institusi. Seharusnya Institusi membantu lebih, dalam hal pembinaan,” tutup Shonhaji yang kemudian diiyakan oleh Atif Winda. (tanria)

Rabu, 30 Juni 2010

Institusi Sahkan Ormawa Periode Baru

Polines, DIMENSI- Jumat (25/10) Institusi akhirnya mengesahkan jajaran pimpinan dari BPM, BEM, BSO, HMJ dan UKM Politeknik Negeri Semarang yang sempat dibatalkan ini. Pelantikan ini dimulai pukul ssatu siang hingga tiga sore.

Dari seluruh Ormawa yang ada, hanya BPM yang diberi tanggung jawab sebagai koordinator mahasiswa. Acara yang bertempat di RSG ini diawali dengan pembacaan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban), dan SK (Surat Keputusan) yang berisi pencopotan kelembagaan mahasiswa lama dan kemudian dibacakan lembaga mahasiswa baru oleh Ormawa. Selanjutnya perwakilan tanda tangan oleh ketua BPM lama terhadap ketua BPM baru, dan ketua BEM lama kepada ketua BEM baru.

Dalam pelantikan ini juga dihadiri oleh Bapak Totok Prasetyo selaku Direktur Polines, Bapak Garup Lambang Goro selaku PD III, Pembina dari masing-masing Ormawa, serta para undangan lain. Walaupun acara berlangsung baik, tetapi keterlambatan hadirnya peserta pelantikan menjadi kendala dalam berlangsungnya acara ini.

“Saya sangat tegang, karena sudah disahkan oleh Institusi berarti amanah langsung diserahkan kepada saya selaku Presma Polines,” tutur M. Sayyid Romdhoni. Dengan adanya pelantikan Ormawa Polines, berarti dimulai pula pelaksanaan program kerja masing-masing STO baru Ormawa. Institusi berharap Ormawa Polines dapat berkembang lebih baik dari sebelumnya. (cc, nrl)

Sabtu, 26 Juni 2010

TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK, SIAPA PUNYA?

Polines, DIMENSI – Mahasiswa Teknik tingkat akhir, belakangan ini disibukkan dengan pengerjaan proyek tugas akhir. Ide dan biaya yang dikeluarkan tidak main-main jumlahnya. Menyita waktu, tenaga, hingga biaya. Mereka dituntut dapat menciptakan alat baru atau menyempurnakan alat yang sudah ada. Tidak sedikit dari mereka yang ditolak dalam pengajuan proposal dengan berbagai macam alasan, misalnya TA sudah pernah dibuat atau kurang bermanfaat. Hal ini membuat mahasiswa berpikir keras, padahal hasil TA tidak menjadi milik mahasiswa sepenuhnya.

Menurut penuturan PD III, Garup Lambang Goro, “Pada peraturan akademik yang berlaku di Polines memang demikian, TA mahasiswa menjadi milik institusi. Selain itu TA mahasiswa juga bukan merupakan tugas pribadi, karena dalam pengerjaannya mendapat bantuan dan bimbingan dari institusi.”

Belum adanya tempat khusus untuk menyimpan dan merawat hasil TA tersebut, menyebabkan banyak hasil TA dari mahasiswa hanya berujung di dalam gudang dan tidak termanfaatkan dengan baik. Hal seperti ini membuat para mahasiswa berpendapat bahwa bukan tidak mungkin jika mereka dapat menjual alat yang mereka hasilkan sehingga akan lebih menguntungkan dari segi pemanfaatan dan finansial.

Lain halnya dengan penuturan Kaprodi Telekomunikasi, “Kalau di Prodi Telekomunikasi, hasil TA tidak selalu dikumpulkan ke Prodi. Tergantung hasil TA itu sendiri. Apabila TA merupakan proyek yang diluar institusi, maka hasilnya tetap pada proyek tersebut dan pengujian dilakukan pada proyek itu pula.” (didha)

Marsono: “Disiplin Bukan Berarti Galak"

Marsono, pria asli semarang kelahiran 1959 yang kesehariannya sebagai penjaga ruang Auditorium Polines ini, tentulah tidak asing lagi bagi aktivis kemahasiswaan. Beliau adalah orang terkenal disiplin, tegas, dan lekat dengan istilah “galak”.

Kontribusi yang diberikan untuk Polines terutama dalam hal kebersihan dan keindahan diberikannya sejak umur 27 tahun. Hampir separuh waktu dari hidupnya ia abdikan untuk Polines.

Menjaga kebersihan dan keindahan tentulah tidak gampang, namun ia tetap setia menjaga ruang yang sering digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan tersebut. Hal ini juga yang membuatnya sering menegur panitia yang meminjam ruang auditorium.

“Banyak mahasiswa yang tidak disiplin, misalnya setelah melakukan kegiatan ia tidak lantas membersihkan dan tidak mengembalikan peralatan pada tempatnya, bahkan seringkali tidak sopan,” ungkapnya.

Namun dibalik itu semua, diantara “galak” dan disiplinnya terdapat sisi kecintaan pada lingkungan yang begitu besar. “Oleh karena itu saya berharap, mahasiswa turut menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan. Tidak selalu mengandalkan petugas yang ada,” tuturnya.

Beliau berharap akan di adakan acara seperti sarasehan yang di hadiri oleh HMJ, UKM, BEM, BPM, BSO, dan seluruh lapisan yang ada di Polines untuk membahas kebersihan dan keindahan di lingkup Polines.(ayy ,cc_01)