This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 31 Agustus 2012

Ngedims


Atribut Baru WaRNA 2012



POLINES, Dimensi (31/8) – Wawasan Almamater dan Orientasi Akademik (WaRNA) 2012 dimulai pada Kamis (30/8). Tidak seperti tahun sebelumnya, tahun ini terdapat perbedaan atribut yang dikenakan mahasiswa baru (maba). Perbedaannya adalah adanya pemakaian topi toga dan hand band. Sedangkan untuk atribut lainnya masih sama seperti tahun yang lalu, seperti dasi dan co-card. Pilihan warna yang digunakan juga masih sama. Yaitu hijau untuk jurusan Akuntansi, kuning untuk Administrasi Bisnis, coklat untuk Teknik Sipil, merah untuk Teknik Elektro, dan biru untuk Teknik Mesin.

 “Kami tidak bermaksud mempersulit maba, hanya ingin menanamkan rasa tanggung ja-wab pada mereka. Lagi pula maba mempunyai waktu senggang saat liburan sebelum masuk kuliah yang cukup panjang. Sehingga mereka bisa mengisi waktu tersebut untuk mempersiapkan atribut itu,” tutur Yohanes Yulianto, ketua pelaksana kegiatan WaRNA.

Presiden mahasiswa 2012, Muh. Reza Aji Pradana juga menyatakan bahwa adanya tambahan atribut ini bertujuan untuk memancing kreatifitas maba. “Pembuatan dan pemakaian atribut tersebut akan meninggalkan kesan dan kenangan tersendiri bagi mereka karena merupakan hasil dari jerih payah dan usaha mereka masing-masing,” tambahnya.

Atribut WaRNA tersebut me-miliki fungsi dan arti tersendiri. Seperti yang tercantum pada website resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Polines, topi toga dipilih karena merupakan identitas sebagai mahasiswa. Selain itu topi toga juga berfungsi untuk melindungi diri dari panas matahari. Sedangkan pemakaian hand band dimaksudkan untuk memberi nilai sosial dan diharapkan maba akan lebih peka terhadap berbagai realita. Nama gugus yang dipilih adalah Green Peace, No Drugs, dan No Corruption.

Menurut penuturan salah satu maba jurusan Administrasi Bisnis bernama Susi Erma Wati, atribut tersebut dinilai unik dan pembuatannya pun tidak susah. Kendalanya terletak pada pencarian perlengkapan berwarna yang harus sesuai dengan nomor yang telah diatur. Kendala yang sama juga dirasakan Valensia Nikita Puspitasari. “Warna yang ditentukan sesuai nomor tidak ada di daerah saya, jadi saya harus pergi ke Semarang untuk mendapatkannya,” tutur maba jurusan Akuntansi tersebut.

Berkaitan dengan hal itu Reza menambahkan bahwa panitia akan memaklumi apabila di setiap kota mungkin warnanya berbeda meski nomor warnanya sama. Hal tersebut tidak diperma-salahkan selama perbedaan tersebut tidak mencolok.  [pu3,abr]

Lelah, Maba Memilih Tidur



POLINES, Dimensi (31/8) - Pemberian materi dalam kegiatan WaRNA (Wawasan Almamater dan Orientasi Mahasiswa) dilaksanakan di ruang Auditorium. Selama rangkaian kegiatan WaRNA, banyak mahasiswa baru yang terlihat kurang antusias dan tidak semangat. Beberapa mahasiswa terlihat tertidur saat pemberian penjelasan dari dosen.

“Untuk mahasiswa baru yang tidur akan dibangunkan dengan berbagai cara agar bangun dan mendengarkan penjelasan. Diberi tugas agar tidak mengulangi lagi karena di dalam hati maha-siswa baru masih ada rasa takut sehingga itu yang membuat mahasiswa baru mentaati peraturan dan mengerjakan tugas dari panitia,”  ungkap Listiono Hendro P. selaku koordinator tata tertib WaRNA.

Yohanes Yulianto sebagai ketua pelaksana WaRNA 2012, menuturkan untuk mencegah mahasiswa baru tidak tertidur dalam kegiatan WaRNA diberikan yel-yel dan permainan sebagai hiburan. Hiburan diberikan saat waktu luang agar tidak bosan yang menyebabkan maba tertidur.

“Pada gugus 1 banyak teman saya yang kurang semangat juga tidur pada saat pemberian materi di dalam ruangan. Tetapi ada juga yang masih aktif bertanya saat materi selesai, banyaknya mahasiswa baru yang mengantuk karena kurang perhatian dan bosan,”  ungkap Valensia Nikita Puspitasari salah satu mahasiswa baru jurusan Akuntansi. [wdy, tiara]

Jumlah Tatib Menyusut, Totalitas Semakin Dibutuhkan




POLINES, Dimensi (31/8) - Wawasan Almamater dan Orientasi Mahasiswa (WaR-NA) merupakan kegiatan orientasi yang wajib diikuti ma-hasiswa baru sebagai tahap awal pengenalan terhadap lingkungan kampus. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari setelah kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) ber-langsung. Pelaksanaan WaRNA tidak lepas dari peran tatib (Tata Tertib), yaitu panitia khusus yang mengenakan pita merah di lengan kirinya. Tugas tatib adalah menertibkan serta menegakkan peraturan selama kegiatan WaRNA berlangsung seperti pada saat inspeksi maba, pengumpulan tugas, dan mobilisasi ke tempat-tempat tertentu.

Jumlah tatib dari tahun ke tahun semakin berkurang. Keadaan ini disebabkan karena makin menyusutnya minat para mahasiswa untuk mendaftar menjadi tatib. Beberapa tahapan pelatihan yang harus dilalui oleh seorang calon tatib diantaranya, latihan mental, fisik, serta vokal yang ditangani oleh Resismen Mahasiswa (Menwa) dan dilaksanakan pada bulan puasa.

“Sebenarnya menjadi tatib tidaklah sulit, hanya butuh kemauan dari masing- masing individunya sendiri untuk bisa bekerja profesional,” terang Yohannes Yulianto selaku ketua pelaksana WaRNA. Anggota tatib pada ta-hun ini berjumlah 15 orang, sedangkan di tahun sebelumnya berjumlah 20 orang. Dengan jumlah tatib yang berkurang ini, pihak panitia mengharapkan totalitas dari masing-masing anggota untuk menjalankan fungsi-nya secara penuh tanggung jawab.

Untuk tahun ini tatib meng-ubah tata cara menghukum maba. Bila tahun lalu maba yang melakukan kesalahan langsung mendapat hukuman seperti push-up, tahun ini pihak panitia mewa-jibkan tatib untuk memberikan hukuman disertai penjelasan kesalahan yang diperbuat oleh maba berikut akibatnya. “Kriteria seorang tatib harus tegas tapi tetap toleransi, jadi kalau ada maba yang perlu informasi tetap harus dilayani dengan baik,” ungkap M. Reza Aji Pradana, Presiden Mahasiswa sekaligus alumni tatib dua periode sebelumnya. [dyh, nur]

Kamis, 30 Agustus 2012

Hukuman Diperberat, Maba Enggan Terlambat



Tujuan LDK untuk melatih kedisiplinan mahasiswa baru (maba) Polines tahun ini mencapai hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil riset yang dilakukan oleh tim litbang Dimensi. Pada hari pertama jumlah maba yang datang terlambat mencapai 320 orang. Sedangkan pada hari kedua jumlah maba yang terlambat justru semakin meningkat menjadi 347 orang. Namun pada hari terakhir jumlahnya turun drastis menjadi 195 orang.

Tentang peningkatan jumlah maba terlambat, Pratia Nurdiansyah sebagai komandan menwa mengungkapkan bahwa pada hari pertama LDK, menwa cukup santai atau tidak terlalu memberikan tekanan. Ternyata hal itu justru membuat maba tidak bersyukur dan bahkan terkesan menyepelekan. Hal ini terbukti dengan jumlah maba yang terlambat meningkat di hari kedua.

Menanggapi hal tersebut, pada LDK hari kedua menwa memberikan hukuman yang lebih berat seperti jalan jongkok, lari dan memunguti sampah. Hal-hal yang dilakukan menwa tersebut cukup memberikan efek jera pada maba. Terbukti pada hari ketiga jumlah maba yang terlambat turun hingga mencapai hampir setengahnya.

Keterlambatan didominasi oleh maba yang berdomisili di Kota Semarang. Hal ini disebabkan karena perjalanan yang cukup memakan waktu dan banyaknya penghambat perjalanan seperti padatnya lalu lintas dan lain sebagainya. [ikp, arin]


Disiplin Sebagai Dasar Segala Tindakan



Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK) bagi para mahasiswa baru (maba) 2012 tengah berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Resimen Mahasiswa (Menwa) Pati Geni Polines. Meskipun LDK hanya dilakukan selama tiga hari, menwa berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan kegiatan ini. Salah satu usaha mereka adalah dengan bekerja sama dan mendatangkan pasukan tentara Yonif 400 Benteng Raider untuk melatih maba.

Salah satu prajurit yang bertugas dalam LDK adalah Sersan Kepala (Serka) Y. Halex. Laki-laki kelahiran Timor, 16 Oktober 1979 ini telah menjadi pelatih dalam LDK Polines sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 2010 dan 2012. Ia resmi dilantik dan mengawali karir di bidang militer sejak tahun 2001. Sebelumnya ia mengenyam pendidikan kemiliteran di Denpasar, Bali. Pada tahun 2002 ia ditempatkan di Yonif 401 atau yang sekarang berubah menjadi Yonif 400 Benteng Raider Semarang hingga sekarang. Sehari-hari Serka Y. Halex bertugas di bidang kepelatihan lapangan. Secara lebih khusus ia adalah pelatih bagian operasional kompi. Berbagai pelatihan baik bagi militer maupun sipil telah ia lakukan. Termasuk salah satunya melatih para maba seperti yang sedang dilakukannya di Polines.

Menjadi seorang prajurit ada-lah kebanggaan tersendiri bagi Serka Y. Halex. Ia menuturkan bahwa ia senang menjadi seorang tentara karena dapat berbaur dengan masyarakat. Di samping itu ia pun mengakui bahwa pekerjaannya penuh dengan konsekuensi. Salah satunya ia sering meninggalkan anak dan istrinya untuk bertugas ke luar daerah. Bahkan selama menjadi tentara ia telah meninggalkan keluarga asalnya dua belas tahun lamanya. Ia mengatakan bahwa selama menjadi tentara dan bermukim di Semarang ia hanya dua kali mengunjungi kedua orang tuanya di Timor.

Laki-laki berperawakan ting-gi besar ini adalah sosok yang mandiri dan pekerja keras. Sebagai seorang tentara ia dituntut untuk tidak bergantung pada siapapun. Ia mengakui jika ia sering melakukan tugas-tugas rumah yang biasa dilakukan oleh istrinya. Ia bermaksud lebih menghargai dan tidak sepenuhnya membebankan tugas-tugas tersebut pada sang istri. Ia pun suka mencoba hal-hal atau kegiatan lain di luar tugas utamanya sebagai seorang tentara. Menurutnya dengan mencoba hal baru tersebut akan memperkaya pengalamannya. Mengenal, memahami, dan mengerti setiap pekerjaan yang dilakukan menjadi prinsipnya. Sehingga semua akan berjalan dengan lancar dan bermanfaat.

Berbicara mengenai kedisiplinan, ayah dari dua orang anak ini menuturkan bahwa disiplin merupakan dasar dari segala tindakan. Menurutnya jika seseorang sudah memiliki sikap disiplin maka ia akan mengerjakan segala sesuatu dengan tertib dan lebih baik. Selain itu disiplin juga akan membuat seseorang lebih menghargai orang lain. Diawali dengan disiplin terhadap waktu. Ketepatan waktu adalah hal awal yang harus dilakukan.
Serka yang memiliki hobi memasak ini juga menuturkan bahwa selain sikap disiplin, setiap tindakan yang kita lakukan juga harus dilandasi dengan kebaikan dan keikhlasan. Jika kedua hal tersebut telah kita terapkan, maka kita tidak perlu memandang apa agama atau kepercayaan yang dianutnya. Sebab ia meyakini bahwa akhlak seseorang tercermin dalam setiap tindakan yang ia lakukan.

Menanggapi perihal LDK, Serka Y. Halex mengatakan bah-wa secara umum LDK telah berjalan dengan baik. LDK dapat menanamkan sikap disiplin untuk menunjang maba dalam kehidupan sehariharinya baik di lingkungan perkuliahan maupun di lingkungan kerja nantinya. Ia juga menilai bahwa pelaksanaan LDK di Polines telah mengalami kemajuan. Menurutnya saat ini peserta LDK memiliki wawasan yang lebih luas dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga instruksi-instruksi yang diberikan pelatih lebih mudah untuk diterima dan dilaksanakan.

Terakhir ia berpesan agar maba meningkatkan ketakwaan meraka. Ia pun juga berharap  para senior lebih menghargai keberadaan pelatih di dalam kegiatan ini. “Hargai dirimu dulu jika kamu ingin dihargai orang lain,” imbuhnya. [abr]

Semarak Hari Terakhir LDK




POLINES, Dimensi (30/8) – Hari terakhir kegiatan Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK) diisi dengan beberapa perlombaan. Ti-dak jauh berbeda dengan tahun lalu, kegiatan yang dilombakan yaitu PBB, yel-yel dan men-dirikan tenda. Selain itu ada pula pemilihan maba terbaik putra dan maba terbaik putri juga pemilihan danton terbaik. Dewan juri terdiri dari tiga orang, yakni dua orang dari Benteng Raider dan satu orang dari Resimen Mahasiswa.

Antusiasme maba terlihat pada saat berlangsungnya perlombaan. Diawali dengan lomba PBB yang terdiri dari 10 regu, dimana masing-masing regu terdiri dari dua peleton, masing-masing peleton diwakili oleh 15 orang maba. Sedangkan lomba yel-yel dilakukan setelah lomba PBB dan dilaksanakan dalam dua sesi, sesi pertama lomba antar regu dan sesi kedua antar batalion.

Beberapa kriteria digunakan untuk menentukan pemenang pada setiap perlombaan. Untuk lomba PBB selain kekompakan dan semangat, suara dan sikap danton juga dijadikan acuan untuk menentukan juara. Berbeda dengan lomba PBB, penilaian yel-yel mengedepankan kekompakan, variasi gerakan, semangat serta durasi penampilan. Sedangkan untuk maba terbaik, dipilih maba yang aktif, selalu berpenampilan rapi, tidak pernah terlambat, dan tidak terkena catatan apapun.

Lomba yel-yel, PBB dan danton terbaik diambil juara 1-3, sedangkan lomba mendirikan tenda diambil juara 1-2. Lomba PBB dimenangkan oleh peleton 7 dan 8. Sementara untuk lomba yel-yel, peleton 17 dengan 18 keluar sebagai juara utama. Sedangkan lomba mendirikan tenda dimenangkan oleh batalion 1. Maba terbaik putri jatuh kepada Lisa dari peleton 4 dan maba terbaik putra Fauzan dari peleton 15. Selain penghargaan untuk para maba, penghargaan lainnya diberikan kepada para danton PBB yang setia mendampingi dan melatih para maba. Pemenang danton terbaik PBB diberikan kepada danton dari peleton 7 dan 8.
Perasaan senang dan bangga dirasakan oleh para pemenang, salah satunya Lisa Anisa Marrylastuti yang dinobatkan sebagai maba terbaik putri. “Saya merasa senang dan bangga. Kegiatan hari ini seru, meskipun capek tapi sangat berkesan,” ujarnya.

“LDK tahun ini berlangsung lancar, maba tertib dan patuh meskipun ada beberapa hal yang terhambat,” kata Pratia Nurdiansyah selaku komandan Resimen Maha-siswa. [Nnd, Spt, Irm, Abr]

Rabu, 29 Agustus 2012

karikatur


Asam Manis Mengikuti LDK



Dua hari sudah kita menjalankan LDK atau Latihan Dasar Kedisiplinan yang wajib diikuti oleh para maba sebagai rangkai-an acara untuk penerimaan mahasiswa baru. LDK dilaksanakan selama 3 hari dan dilanjutkan oleh kegiatan WaRNA. LDK dilatih oleh para raider dan mahasiswa dari UKM Menwa. Mereka sangat disiplin, dan tegas. Misalnya saja saat maba datang terlambat kita disuruh jalan jongkok. Selain itu jika ada maba yang melakukan kesalah-an para raider dan menwa tak segan lagi untuk menghukum kita. Sebagai contohnya, sewak-tu acara makan siang di parkiran Elektro, ada salah seorang teman kami yang sudah meminum minumannya sebelum ada komando dari pelatih. Botol bekas minumannya langsung diambil dan dibuat seperti topi lalu dipakaikan di kepalanya.

Sistem makan siangnya pun rumit. Banyak aturan, dari sebelum makan sampai selesai makan. Pembagian katering pun rusuh, seharusnya hal tersebut bisa diatasi dengan pihak UKM yang menyediakan jasa katering membagikan makanan disesuai-kan per pleton supaya proses pembagiannya lebih rapi dan lebih mudah. Selain itu makanan yang sudah kita dapatkan dari katering ditukar dengan teman lainnya. Itu pengalaman yang seru karena kita harus bertukar-tukar makanan tanpa harus me rasa keberatan karena makanan kita ditukar dengan maba yang sepenuhnya belum kita kenal.

Namun di balik kerumitan tersebut, ada bagian yang menyenangkan. Sebagai contohnya sebelum kita makan, kita harus mengucapkan kode makan yang telah diajarkan oleh para raider. Kodenya seperti ini “Hap. . . . Hap Pyeng. . . Pyeng. . . Pyeng. . . Pyeng Hap” ucapan tersebut disertai dengan gerakan tangan. Itu membuat kita merasa terhibur di tengah-tengah rasa lapar dan lelah yang mendera kita.
Bukan hanya proses pembagian katering saja yang rusuh, koordinasi pada saat sholat pun juga kurang efektif. Kita hanya diberi waktu sebentar saja untuk sholat, di samping itu kita berdesak-desakkan waktu wudlu, apalagi pada sholat ashar tadi air mushola sempat tidak mengalir.

Pengalaman mengikuti LDK tahun ini sangat seru, tetapi cukup melelahkan karena jadwal kegiatan yang sangat padat dan tidak ada waktu jeda untuk istirahat yang diberikan oleh para raider dan menwa. Di samping itu, teriknya matahari juga membuat kita merasa kepanasan dan terbakar, terlebih-lebih kita tidak diijinkan untuk minum di sela-sela kegiatan.

Seluruh kegiatan yang diberikan para pelatih membuat kita lebih disiplin. Sebut saja dari hal terkecil, kita disuruh berangkat tepat waktu. Kita minum apabila telah mendapat perintah dari pihak pelatih. Setelah makan siang, para menwa praktek membangun dan membongkar tenda di hadapan para maba. Kita sangat antusias melihatnya karena ketangkasan yang diperlihatkan para menwa dalam membangun tenda tadi.
Banyak hal-hal baru yang kita temukan saat mengikuti kegiatan LDK selama dua hari ini. Dan dihari terakhir besok kita berharap LDK lebih seru dan berkesan.

Pindah Lokasi, Makan Siang jadi Lebih Nyaman




POLINES, Dimensi (29/8) - Pelaksanaan kegiatan LDK tahun ini terdapat sedikit perubahan pada sistem makan siang. Makan siang maba yang pada tahun sebelumnya dilaksanakan di lapangan hijau, kini dilaksanakan di parkiran Teknik Elektro. Selain itu, di tahun-tahun sebelumnya jika makanan maba tidak habis dalam beberapa hitungan, makanan tersebut akan diputar ke teman sebelahnya sehingga antara maba satu dengan yang lainnya dapat merasakan makanan milik temannya.

“Kata danton dan para pelatih sistem makan siang tahun ini lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu tempatnya juga lebih teduh dan makanan yang diputar masih dalam kondisi utuh, belum dimakan,” terang Yasmina Ainun, salah satu peserta LDK.

Pihak panitia LDK ingin me-lakukan suatu perbaikan dimana jika ada tempat yang memungkinkan untuk menampung sekitar 1500 orang maba, maka tempat makan siang akan dialokasikan ke tempat tersebut.
“Kalau untuk tahun-tahun sebelumnya dari institusi belum terpikirkan lokasi yang pas dengan kapasitas lebih dari 1500 orang untuk maba. Tadinya kami pernah mencoba mengalokasikan maba ke kantin Tata Niaga, tapi ternyata kapasitasnya kurang cukup untuk menampung maba,” tutur Ahmad Supriyadi selaku Penanggung Jawab LDK. Alasan lain dipindahkannya lokasi makan siang maba karena faktor kesehatan dan kemanusiaan. Se-cara teknis makan di lapangan terbuka dan terik matahari yang cukup menyengat mengakibatkan debu-debu bertebaran sehingga mengganggu pernapasan. Selain itu, banyak keluhan dari orang tua maba mengenai lokasi makan yang kurang layak untuk seorang mahasiswa yang notabene tidak berlatarbelakang pendidikan militer.

“Mengenai masalah makanan yang ditukar selagi makanan utuh itu karena kami dari Benteng Raider maupun menwa mempertimbangkan adanya faktor kesehatan. Banyak diantara maba yang tidak mengaku ataupun mengetahui bahwa dirinya mengidap suatu penyakit yang dapat menular seperti hepatitis maupun penyakit kuning,” jelas Marjuki selaku Komandan Batalyon I.

Institusi berharap dalam pelaksanaan LDK tahun 2012 ini tidak ada alasan dari maba yang terganggu masalah kesehatannya karena lokasi makan siang. Dengan pemindahan tempat diharapkan maba dapat  mendengar instruksi dari pelatih secara jelas karena lokasi yang nyaman dan teduh. Usaha panitia untuk menyeragamkan jenis makan siang maba juga akan menjadi rencana panitia di tahun-tahun selanjutnya agar kesehatan dan kebersihan makanan yang dimakan oleh maba dapat dikontrol. [nur,dyh]

Sakit Jadi Alasan untuk Mangkir




POLINES, Dimensi (29/8) - Latihan Dasar Kedisiplinan yang sebagian besar kegiatan-nya dilaksanakan di lapangan tidak jarang membuat maba merasa kepanasan dan kelelahan. Hal inilah yang membuat beberapa maba menjadi malas mengikuti kegiatan tersebut, sehingga mereka memilih untuk berpura-pura sakit agar dapat berteduh atau beristirahat. Pihak KSR sendiri mengakui pernah menjumpai maba yang berpura-pura sakit. “Ada maba yang mengaku sakit dan memaksa meminta minyak kayu putih, namun dia meminta sambil ketawa-ketawa,” ungkap Ana salah satu anggota Korps Sukarela (KSR).

Hal tersebut membuat pihak KSR menjadi lebih jeli dalam mengatasi maba yang mengaku sakit. “Pihak KSR tidak asal-asalan memberikan obat kepada maba yang mengaku sakit. Awalnya kita lihat raut mukanya, jika tidak terlihat sakit kita suruh kembali ke barisan. Dalam hal ini pihak KSR meminta bantuan Benteng Raider untuk mengecek apakah maba benar-benar sakit atau hanya berpura-pura,” tutur Ghildan selaku Koordinator Lapangan KSR.

“Untuk maba yang mengaku sakit jika berkenan kita akan melakukan pemeriksaan fisik, selain itu kita juga mengecek tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh. Jika sakitnya ringan kita suruh istirahat sebentar, se-kiranya sudah pulih kita minta kembali ke barisan,” jelas Bambang selaku tim medis dari Benteng Raider.
Akibat ulah beberapa maba yang berpura-pura sakit tersebut membuat maba lain yang masih bersemangat mengikuti LDK merasa kecewa. Tidak seharusnya mereka berpura-pura sakit sedangkan yang lain tetap mengikuti kegiatan meskipun merasa lelah dan kepanasan. “Kita tidak boleh berpura-pura sakit. Kalau tidak mau panas-panasan lebih baik tidak ikut ke-giatan LDK dan WaRNA seka-lian. Acaranya kan cuma satu minggu, jadi sayang banget kalau tidak serius,” kata Hendra, salah satu maba jurusan Teknik Mesin. Hal yang sama juga diungkapkan oleh maba lain. “Tidak baik melakukan hal tersebut, kalau memang benar-benar sakit baru istirahat,” ujar Linda.

Meskipun kenyataannya ada maba yang berpura-pura sakit, tidak berarti semua maba yang meminta istirahat berpura-pura sakit. Sebagian dari mereka yang terlihat sehat terkadang justru mengalami patah tulang, otot terjepit atau sedang dalam penyembuhan pasca operasi. Kita pun tidak boleh berpikir negatif tentang hal tersebut. “Kita harus percaya pada mabanya kalau dia mengatakan sakit. Karena kalau dipaksakan untuk tetap ikut kegiatan, dikhawatir-kan kondisinya akan semakin parah,” ungkap Pratia Nurdiansyah selaku komandan Resimen Mahasiswa. [Irm, pu3]

Selasa, 28 Agustus 2012

Sertifikat Bagi Maba Pita Merah



POLINES, Dimensi (28/8) - Latihan Dasar Kedisiplinan merupakan salah satu kegiatan  awal yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru (maba). Tak terkecuali para maba yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung dan radang paru-paru.

Kegiatan yang baru ber-langsung satu hari ini dirasa memberatkan bagi maba yang sedang sakit atau mempunyai riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung dan radang paru-paru. Karena kegiatan ini banyak menguras tenaga seperti berlarian, berguling, dan me-rangkak. Mereka pun terpaksa tidak melaksanakan anjuran dari dokter.

 “Sebenarnya dokter menya-rankan untuk tidak mengikuti kegiatan seperti ini, karena banyak menguras tenaga. Orang tua juga tidak mengijinkan karena khawatir kalau penyakit saya kambuh lagi. Tapi mau bagaimana lagi, kalau saya tidak ikut saya harus mengulang tahun depan,” tutur salah satu maba yang mengidap penyakit jantung. Tidak jauh berbeda dari penuturan maba tersebut, salah seorang maba lainnya menuturkan hal yang sama. Maba yang mengidap penyakit radang paru-paru ini menjelaskan bahwa sebenarnya dokter tidak memperbolehkan untuk mengikuti kegiatan tersebut, namun karena ingin mendapatkan sertifikat de-ngan berat hati ia menjalaninya. Meskipun sudah meminta izin dan menjelaskan tentang penyakit yang diidapnya terhadap pihak Resimen Mahasiswa, namun Menwa hanya mendata saja. “Dengan kondisi saya seperti ini sebenarnya saya hanya ingin ikut satu hari, namun dari informasi yang saya dapat, jika ingin mendapatkan sertifikat harus mengikuti LDK selama tiga hari,” jelasnya.

Di tempat yang berbeda, Komandan Resimen Mahasiswa Pratia Nurdiansyah mengatakan bahwa untuk maba yang sakit kronis boleh mengikuti LDK minimal dua hari. “Untuk maba yang sakit parah seperti radang paru-paru, mereka yang penting masuk lalu absen. Kalau tidak ikut kegiatan tidak apa-apa  yang penting mereka sudah ada niat untuk mengikuti LDK. Dari pihak KSR juga sudah me-nyediakan Rumah Sakit untuk tempat istirahat mereka,” tutur-nya.

Menurut Bambang, salah satu tim medis dari satuan Ben-teng Raider, pihaknya sudah me-merintahkan para Komandan Pleton (Danton) untuk menge-cek maba yang sakit agar diberi pita merah dan disendirikan serta memantaunya di setiap kegiatan. Apabila ada kegiatan fisik mere-ka harus keluar dari barisan. Meski mereka diberi perhatian lebih selama mengikuti kegiatan ini, mereka tetap merasa kerepotan dalam menjalankan-nya. “Walaupun saya sering isti-rahat tapi badan saya tetap me-rasa capek dan pusing kalau ter-lalu lama di bawah panas mata-hari,” kata salah satu mahasiswa.

Pihak Korps Sukarela sendiri hanya bisa membantu menye-diakan obat-obatan untuk penya-kit ringan saja seperti pusing, mual dan demam. Untuk penyakit kronis biasanya maba sudah membawa obat sendiri.  Selain itu mereka juga menyediakan 'Ru-mah Sakit' di Gedung Admi-nistrasi Niaga sebagai tempat ber-istirahat maba yang sakit parah. [irm,pu3]

Atribut LDK Bukan Pajangan Semata



POLINES, Dimensi (28/8) - Kegiatan LDK dimulai dengan acara pembukaan upacara pe-nerimaan mahasiswa baru di lapangan hijau Politeknik Negeri Semarang. Upacara tersebut dihadiri oleh para senat, pelatih dari Benteng Raider, Satgas Menwa Pati Geni, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa Polines.

Mahasiswa baru (maba) mengenakan topi SMA, kemeja putih, celana hitam dan berba-gai macam atribut. Atribut yang harus dibawa selama kegiatan LDK yaitu sapu lidi, topi, pita sesuai pletonnya masing-masing, dan bagi maba perem-puan diwajibkan untuk merapikan rambut dengan dua ikatan pita berwarna putih. Atribut tersebut diharapkan menjadi cermin kedisiplinan maba. Namun ada sebagian maba yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh panitia pelaksana. Adapun bentuk pelanggaran yang dilaku-kan maba antara lain tidak mem-bawa atribut topi dan sapu lidi. Salah satu penyebab maba tidak membawa atribut dikarenakan ketidakhadiran mereka pada saat gladi kotor dimana pada saat gladi kotor diberitahukan keperluan atribut LDK yang harus dibawa.

“Untuk hari pertama LDK para maba yang melanggar masih diberi peringatan. Namun pada hari selanjutnya akan ditindaklanjuti atau diberi punishment,” ungkap Patria Nurdiansyah selaku Komandan Menwa Pati Geni.

Komandan Yonif 400 Benteng Raider, Letnan II Infanteri Puryanto menuturkan, “Pemakaian atribut LDK sudah diberitahukan sebelumnya. Apa-bila tidak membawanya berarti ti-dak disiplin. Bagi yang melanggar tentu diberi sanksi. Sanksi yang diberikan yaitu jalan jongkok dan bernyanyi.”

Lebih lanjut Bapak Puryanto menuturkan bahwa pemakaian atribut pada saat kegiatan LDK bukan hanya untuk pajangan semata. Melainkan mengajarkan maba agar tetap disiplin dan belajar tanggung jawab. Tidak hanya pada saat LDK berlangsung saja tetapi sampai seterusnya. [wdy,dyh]

Kisruh, Pengambilalihan Pembagian Katering oleh Menwa



POLINES, Dimensi (28/8) - Pihak pelaksana Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK) yaitu Re-simen Mahasiswa (Menwa) Pati Geni Polines mengambil alih pembagian katering LDK pada Senin (27/8). Katering tersebut adalah makan siang untuk mahasiswa baru (maba) yang sebelumnya sudah dipesan dari Organisasi Mahasiswa (or-mawa) yang menyediakan ja-sa katering LDK. Pada tahun-tahun sebelumnya pem-bagian dilakukan oleh masing-masing ormawa pada maba yang telah memesan. Namun tiba-tiba menwa mengambil alih pembagian tersebut dengan alasan untuk menghemat waktu.

Sebelum pembagian dilaku-kan, Menwa menghimpun data jumlah pesanan katering pada setiap ormawa. Kemudian kate-ring tersebut dikumpulkan untuk dibagi oleh para personil Menwa. Kepala Provos Albeth Yuan Wi-jaya mengatakan bahwa sebenar-nya telah terjadi kesalahpahaman tentang sistem pembagian kate-ring. Ia mengakui bahwa dirinya memutuskan secara sepihak dan mendadak tentang pergantian sistem tersebut. Ia menambahkan bahwa sebenarnya maksud peng-gantian sistem adalah semata-mata hanya ingin mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang sudah ada. Sistem tersebut dinilai kurang baik oleh pihak pelatih Benteng Raider (BR) dan Pembantu Direktur III. Selain itu banyaknya personil dari ormawa yang membagi katering dianggap mengganggu jalannya kegiatan.

Pada kenyataannya sistem yang baru ini justru merepotkan pihak Menwa sendiri. Kurangnya persiapan dan minimnya personil yang ada menjadi sebab utama ke-repotan tersebut. Selain itu sistem ini juga memakan waktu yang cukup lama meskipun tidak melampaui jadwal yang telah disiapkan. Oleh karena itu Kaprov Yuan telah meminta maaf pada seluruh ormawa atas permasalahan ini. Untuk hari selanjutnya pembagian katering akan kembali ke sistem awal. Setiap ormawa akan membagi sendiri katering yang dipesan, bedanya jumlah personil hanya dibatasi maksimal enam orang.

Kesemrawutan sistem pembagian katering ini telah membuat Yuan mendapat ba-nyak masukan, teguran dan juga sorotan dari pelaksana. “Sebe-narnya pembagian katering sudah cepat, namun terkendala dengan jumlah personel yang kurang dan jumlah loket pemba-gian katering yang juga terba-tas,” ungkap Yuan.
“Dari segi waktu sebenarnya tidak begitu mengganggu, kare-na jadwal kegiatan tetap berja-lan seperti rundown,” imbuh Yuan.

Menurut salah seorang rai-der Serka Alex mengatakan bahwa “Pembagian katering hanya ber-jalan 20% dan tidak tepat. Sistem-nya pun sebenarnya salah. Oleh karena itu polanya harus diganti agar tahun-tahun kedepan tidak membuang waktu percuma.” Selain itu Serka Alex juga menam-bahkan bahwa UKM dan panitia pelaksana harus bekerja sama de-ngan baik dan mempunyai satu visi. “Disini kan ada 19 UKM dan 20 pleton, bisa saja sistemnya di-buat 1 UKM bertanggung jawab atas 1 pleton,” imbuhnya.

Selain itu, kekecewaan juga di-rasakan oleh ormawa tentang peru-bahan sistem ini. Menurut salah satu anggota UKM Konsep boleh saja sistem tersebut diubah namun harus ada kesepakatan antara Menwa dan ormawa. Selain itu ke-kecewaan dirasakan karena sistem tersebut menjadi tidak efektif dan pendataannya rusak.

Untuk LDK tahun depan Yuan berharap LDK terus dilaksanakan dan dipertahankan bahkan diting-katkan dari segi SDM baik pelak-sana maupun peserta. [abr, nnd, sept]

Makan Siang Maba


Minggu, 26 Agustus 2012

Menjadi Pemimpin adalah Suatu Kebanggaan



POLINES, Dimensi(26/8)-Setiap awal tahun ajaran, serangkaian kegiatan telah menunggu para mahasiswa baru. Salah satunya adalah Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK). Berbicara tentang LDK tentunya kita juga membahas para mahasiswa berseragam hijau yang telibat sebagai pelaksana kegiatan. Mereka adalah para Satuan Tugas (Satgas) Resimen Mahasiswa (Menwa) Pati Geni Polines.
Adalah Patria Nurdiansyah, mahasiswa jurusan Elektro semester V yang saat ini menjabat sebagai Komandan UKM Menwa. Mahasiswa kelahiran Blora, 3 Mei 1992 ini merupakan alumni dari SMA Negeri 1 Cepu lulusan tahun 2010. Ia mengaku tertarik pada Menwa sejak pertama masuk sebagai mahasiswa baru angkatan 2010. Apalagi ketika para Satgas dari Menwa ini melakukan unjuk gigi di hadapan para maba dalam acara pengenalan ormawa, ia pun semakin tertarik untuk menjadi bagian dari Satgas Menwa. Sampai ia memutuskan untuk masuk sebagai calon anggota Menwa pada tahun 2010 dan resmi bergabung sebagai Satgas pada tahun 2011.
Laki-laki yang akrab disapa Dian ini terbilang memiliki karir yang cukup baik dalam organisasi semi militer tersebut. Hal ini terbukti dengan dilantiknya Dian sebagai Komandan Menwa untuk periode 2012-2013. Padahal sebelumnya ia sama sekali tidak berpikiran untuk menduduki posisi puncak Menwa tersebut. Tidak hanya memiliki karir yang gemilang, putra kedua dari empat bersaudara ini juga pernah meraih juara harapan 1 lomba lari antar Resimen Mahasiswa tingkat nasional tahun 2012.
Di mata para anggotanya Dian merupakan sosok yang bijaksana dan baik. Salah satu anggota Menwa juga mengakui bahwa ia adalah pemimpin yang cerdas dalam memimpin anggotanya meskipun tanggung jawab yang ia emban cukup besar. Salah satu mahasiswa yang pernah dipimpinnya ketika mengikuti LDK tahun 2011 juga menuturkan bahwa Dian adalah figur yang ramah, humoris, namun tetap berwibawa. Lebih lanjut dikatakan bahwa sebagai pimpinan ia tahu betul apa yang harus dilakukan. 
Berbicara mengenai LDK, laki-laki berperawakan sedang ini mengatakan bahwa LDK merupakan suatu pengenalan betapa ketatnya dunia perkuliahan di Polines yang berbeda dengan universitas-universitas lainnya. Selain itu LDK juga bermanfaat untuk membentuk sikap disiplin mahasiswa. Ia mengakui bahwa penggemblengan sikap ini sebenarnya tidak cukup hanya dilakukan selama tiga hari. Namun ia menambahkan lebih baik tiga hari LDK daripada tidak ada pembekalan sama sekali.
Selanjutnya ia berharap agar para mahasiswa baru tetap bersemangat mengikuti LDK. Karena LDK merupakan momen untuk mengakrabkan sesama mahasiswa dari berbagai jurusan dan tentunya akan meninggalkan kenangan yang berkesan. Sedangkan untuk Satgas Menwa sendiri, ia berharap agar menwa tetap konsisten baik dari segi keanggotaan, kedisiplinan, dan lain-lain. Terakhir ia mengemukakan bahwa dapat memimpin suatu keanggotaan merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Seberapa besar tugas dan tanggung jawab yang diembannya itu merupakan konsekuensi yang harus ia terima.[abr]

Wajibkah gladi kotor kegiatan LDK WaRNA?




            POLINES, Dimensi(26/8)-Minggu pagi (26/8) lapangan hijau Polines terlihat dipadati para mahasiswa baru (maba) untuk mengikuti pelaksanaan gladi kotor kegiatan LDK WaRNA. Gladi kotor ini sendiri berfungsi untuk mempersiapkan para mabadalam pelaksanaaan kegiatan LDK dan WaRNA yang akan dilaksanakan pada Senin (27/8) hingga Sabtu (1/9).
“Tujuan diadakannya gladi kotor ini adalah untuk mempersiapkan para maba di lapangan sehingga performance mereka besok pada saat gladi bersih dan upacara penerimaan mahasiswa baru formasinya sudah terlihat rapi,” ujar Patria Nurdiansyah selaku Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) Pati Geni Polines.
            Agenda dari pelaksanaan gladi kotor ini diantaranya adalah apel pagi, pembagian pleton, briefing perlengkapan LDK dan WaRNA, serta pengelompokan maba perjurusan dan gugus. Yohannes Yulianto selaku KetuaPelaksanaWaRNA menuturkan bahwa dengan adanya gladi kotor kegiatan LDK WaRNA ini dapat dijadikan pembekalan atau semacam latihan agar para maba dapat mengerti sebelumnya mengenai apa itu LDK dan apa itu WaRNA, sehingga mereka tidak kaget saat pelaksaan kegiatan LDK WaRNA berlangsung.
            Pelaksanaan gladi kotor LDK WaRNA ini diwajibkan oleh institusi namun belum ada konsekuensi nyata untuk maba yang tidak hadir dalam kegiatan ini.
“Sanksi bagi maba yang tidak hadir dalam kegiatan LDK WaRNA ini adalah berupa sanksi moril. Jadi mereka yang absen saat pelaksanaan LDK WaRNA berlangsung, mereka akan bingung sendiri dalam pembagian kelompok dan sebagainya. Selain itu mereka juga akan ketinggalan informasi mengenai perlengkapan yang perlu dibawa dan lainnya sebagai sarana penunjang pelaksanaan kegiatan LDK WaRNA. Sedangkan untuk sanksi materiil maupun fisik dari panitia sendiri tidak ada,” kata Drs. Ahmad Supriyadi, M.T selaku penanggung jawab kegiatan LDK.
Beliau juga menambahkan akan ada keringanan dalam mengikuti acara tersebut bagi mahasiswa yang sakit, misalnya jika cedera pada kaki dan tidak mampu berdiri dalam upacara penerimaan diizinkan duduk di belakang barisan.
LDK tidak memberikan penekanan fisik pada maba yang sakit.Seperti Rahman Hakim dari prodi Teknik Elektro, yang mengalami cedera pada kaki kirinya. Ia diizinkan tidak mengikuti kegiatan gladi kotor LDK secara penuh.
            Sedangkan untuk tingkat kehadiran maba yang mengikuti gladi kotor LDK WaRNA dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Untuk tahun ini maba yang mengikuti pelaksanaan gladi kotor sebesar 98% dari total 1493 mahasiswa baru.[wdy, nur]

LDK Tiga Hari, Efektifkah?

Salah satu contoh maba yang dijadikan contoh
untuk potongan ramabut yang sesuai aturan

POLINES,Dimensi(26/8)-LDK atau Latihan Dasar Kedisiplinan tahun 2012 berlangsung mulai Senin (27/8) hingga Rabu (29/8) yang akan datang. LDK bertujuan untuk membentuk mental dan sikap disiplin bagi mahasiswa baru. Selain itu, kegiatan ini juga berguna untuk memupuk nilai kebersamaan, kekompakan, dan kepedulian antar mahasiswa serta menjadi ajang pengakraban mahasiswa baru dari berbagai jurusan.
Sejarah mencatat, pada awal pelaksanaannya LDK diadakan selama sebulan. Namun kemudian waktu tersebut berkurang menjadi dua minggu, satu minggu, dan akhirnya hanya tiga hari. Menurut keterangan Garup Lambang Goro, ST. M.T selakuPembantu Direktur III, penyingkatan waktu LDK ini disebabkan karena faktor ekonomi. Keadaan ekonomi yang tidak stabil karena krisis moneter tahun 1997 juga mengakibatkan biaya operasional membengkak sehingga institusi mengambil kebijakan untuk menyingkat waktu pelaksanaan kegiatan LDK agar tidak membebani mahasiswa. Selain itu pada masa reformasi LDK sempat ditiadakan dan baru dilaksanakan kembali sekitar tahun 2002.
Pelaksanaan LDK selama tiga hari tetap berlangsung hingga saat ini. Meskipun sebenarnyaPatria Nurdiansyah, selaku Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) Pati Geni Polines mengakui bahwa waktu tersebut kurang efektif.
“Kalau menurut saya pribadi, waktu tiga hari itu kurang. Namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali,” tutur Patria. Untuk memaksimalkan waktu tersebut maka Menwa mengadakan kerjasama dalam pelatihannya dengan Satuan Yonif 400 Benteng Raider. Kerjasama ini berlangsung sejak tahun 2005 atas persetujuan dari institusi.
Mengenai hasilnya, Patria mengakui bahwa hasil LDK sendiri belum bisa dikatakan mencapai target. Hal ini dikarenakan sikap kedisiplinan akan terbentukjuga apabila mendapat dukungan dari lingkungan mahasiswa masing-masing. Selain itu Drs. Ahmad Supriyadi, M.T selaku Person In Charge (PIC) LDK juga menuturkan bahwa hasil LDK akan jauh lebih baik apabila dilakukan dalam tempo yang lebih lama. Beliau juga menambahkan bahwa pihaknya belum pernah melakukan riset khusus tentang keberhasilan LDK ini. Namun ia tetap berharap meskipun hanya berlangsung dengan singkat, namun hendaknya LDK ini tetap membekas bagi para mahasiswa. Sementara itu ditemui di tempat terpisah, Bapak Garup Lambang Goromengatakan bahwa LDK memiliki dampak yang sangat positif bagi mahasiswa.
“Saya rasa penggemblengan mental melalui LDK ini memiliki dampak positif bagi mahasiswa. Hal ini dapat dilihat ketika mereka terjun di dunia kerja. Mental mereka menjadi tangguh dan kuat, sehingga ada beberapa alumni yang menyayangkan jika LDK hanya dilakukan selama tiga hari,” tutur beliau.
Beberapa waktu yang lalu sempat tersiar isu bahwa LDK tahun 2012 ini akan diperpanjang waktunya menjadi tujuh hari.Namun Bapak Garup Lambang Goro menegaskan bahwa perpanjangan waktu LDK hanya kabar burung belaka.
“Kami tidak bisa memperpanjang waktu pelaksanaan LDK secara mendadak. Karena kegiatan ini telah direncanakan sejak tahun lalu. Kalau seandainya kami akan memperpanjang waktu pelaksanaan LDK, tentunya akan kami canangkan untuk tahun depan, bukan untuk tahun ini,” jelas Bapak Garup Lambang Goro.[putri, abr]