This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 30 Juni 2010

Institusi Sahkan Ormawa Periode Baru

Polines, DIMENSI- Jumat (25/10) Institusi akhirnya mengesahkan jajaran pimpinan dari BPM, BEM, BSO, HMJ dan UKM Politeknik Negeri Semarang yang sempat dibatalkan ini. Pelantikan ini dimulai pukul ssatu siang hingga tiga sore.

Dari seluruh Ormawa yang ada, hanya BPM yang diberi tanggung jawab sebagai koordinator mahasiswa. Acara yang bertempat di RSG ini diawali dengan pembacaan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban), dan SK (Surat Keputusan) yang berisi pencopotan kelembagaan mahasiswa lama dan kemudian dibacakan lembaga mahasiswa baru oleh Ormawa. Selanjutnya perwakilan tanda tangan oleh ketua BPM lama terhadap ketua BPM baru, dan ketua BEM lama kepada ketua BEM baru.

Dalam pelantikan ini juga dihadiri oleh Bapak Totok Prasetyo selaku Direktur Polines, Bapak Garup Lambang Goro selaku PD III, Pembina dari masing-masing Ormawa, serta para undangan lain. Walaupun acara berlangsung baik, tetapi keterlambatan hadirnya peserta pelantikan menjadi kendala dalam berlangsungnya acara ini.

“Saya sangat tegang, karena sudah disahkan oleh Institusi berarti amanah langsung diserahkan kepada saya selaku Presma Polines,” tutur M. Sayyid Romdhoni. Dengan adanya pelantikan Ormawa Polines, berarti dimulai pula pelaksanaan program kerja masing-masing STO baru Ormawa. Institusi berharap Ormawa Polines dapat berkembang lebih baik dari sebelumnya. (cc, nrl)

Sabtu, 26 Juni 2010

TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK, SIAPA PUNYA?

Polines, DIMENSI – Mahasiswa Teknik tingkat akhir, belakangan ini disibukkan dengan pengerjaan proyek tugas akhir. Ide dan biaya yang dikeluarkan tidak main-main jumlahnya. Menyita waktu, tenaga, hingga biaya. Mereka dituntut dapat menciptakan alat baru atau menyempurnakan alat yang sudah ada. Tidak sedikit dari mereka yang ditolak dalam pengajuan proposal dengan berbagai macam alasan, misalnya TA sudah pernah dibuat atau kurang bermanfaat. Hal ini membuat mahasiswa berpikir keras, padahal hasil TA tidak menjadi milik mahasiswa sepenuhnya.

Menurut penuturan PD III, Garup Lambang Goro, “Pada peraturan akademik yang berlaku di Polines memang demikian, TA mahasiswa menjadi milik institusi. Selain itu TA mahasiswa juga bukan merupakan tugas pribadi, karena dalam pengerjaannya mendapat bantuan dan bimbingan dari institusi.”

Belum adanya tempat khusus untuk menyimpan dan merawat hasil TA tersebut, menyebabkan banyak hasil TA dari mahasiswa hanya berujung di dalam gudang dan tidak termanfaatkan dengan baik. Hal seperti ini membuat para mahasiswa berpendapat bahwa bukan tidak mungkin jika mereka dapat menjual alat yang mereka hasilkan sehingga akan lebih menguntungkan dari segi pemanfaatan dan finansial.

Lain halnya dengan penuturan Kaprodi Telekomunikasi, “Kalau di Prodi Telekomunikasi, hasil TA tidak selalu dikumpulkan ke Prodi. Tergantung hasil TA itu sendiri. Apabila TA merupakan proyek yang diluar institusi, maka hasilnya tetap pada proyek tersebut dan pengujian dilakukan pada proyek itu pula.” (didha)

Marsono: “Disiplin Bukan Berarti Galak"

Marsono, pria asli semarang kelahiran 1959 yang kesehariannya sebagai penjaga ruang Auditorium Polines ini, tentulah tidak asing lagi bagi aktivis kemahasiswaan. Beliau adalah orang terkenal disiplin, tegas, dan lekat dengan istilah “galak”.

Kontribusi yang diberikan untuk Polines terutama dalam hal kebersihan dan keindahan diberikannya sejak umur 27 tahun. Hampir separuh waktu dari hidupnya ia abdikan untuk Polines.

Menjaga kebersihan dan keindahan tentulah tidak gampang, namun ia tetap setia menjaga ruang yang sering digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan tersebut. Hal ini juga yang membuatnya sering menegur panitia yang meminjam ruang auditorium.

“Banyak mahasiswa yang tidak disiplin, misalnya setelah melakukan kegiatan ia tidak lantas membersihkan dan tidak mengembalikan peralatan pada tempatnya, bahkan seringkali tidak sopan,” ungkapnya.

Namun dibalik itu semua, diantara “galak” dan disiplinnya terdapat sisi kecintaan pada lingkungan yang begitu besar. “Oleh karena itu saya berharap, mahasiswa turut menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan. Tidak selalu mengandalkan petugas yang ada,” tuturnya.

Beliau berharap akan di adakan acara seperti sarasehan yang di hadiri oleh HMJ, UKM, BEM, BPM, BSO, dan seluruh lapisan yang ada di Polines untuk membahas kebersihan dan keindahan di lingkup Polines.(ayy ,cc_01)