Polines,
DIMENSI –
(23/03) Beberapa bulan terakhir ini
pertandingan dalam Liga Polines yang diadakan oleh UKM Sport dilaksanakan setiap sore. Salah satu dampaknya adalah munculnya tempat parkir ilegal
di sekitar area pertandingan. Mahasiswa yang
bertanding maupun menonton memarkirkan motor mereka di badan jalan dekat
lapangan.
Ketidaktertiban parkir khususnya kendaraan
roda dua oleh mahasiswa di badan jalan dekat lapangan bola mengganggu pengguna
jalan lain yang berlalu lalang di jalan tersebut. “Lho, kita kan parkir di situ biar dekat sama lapangan. Kalau harus masuk parkiran kejauhan dan waktu masuk
harus pakai kemeja,” ulas salah seorang mahasiswa Jurusan Elektro yang ikut
parkir di badan jalan.
Dari
pihak panitia belum ada ketentuan yang jelas tentang peraturan parkir sepeda
motor bagi peserta pertandingan. Banyak keluhan ditujukan pada pihak security. Hal itu dikemukakan oleh Sujadi, salah satu pihak
keamanan
kampus, “Kalau ada dosen pakai mobil, mau lewat tidak bisa, nanti ngadunya sama
kita-kita ini, Mbak. Kalau tidak,
malah ngadu sama atasan, ujung-ujungnya
security yang ditegur.”
Adapun
parkiran terdekat yang sudah disediakan oleh pihak kampus yaitu di wilayah
Jurusan Akutansi dan Administrasi Niaga yang masih terbuka hingga pukul 21.00
WIB. Setiap mahasiswa yang
masuk melalui pintu gerbang depan dan tidak masuk ke dalam area parkir akan
ditegur. Namun jika mahasiswa masuk melalui gerbang belakang dan tidak melewati
pos security pun lolos dari teguran.
Berbagai macam upaya sudah dilakukan oleh pihak security, seperti menegur saat lewat hingga mendatangi pakiran
ilegal tersebut. Namun hasilnya
sama saja
kejadian yang sama selalu terulang.
Resiko
seperti motor terserempet, helm hilang, sampai motor hilang tidak menjadi tanggung
jawab security lagi jika tidak dalam
area parkir. “Kemaren sih malah saya
dengar-dengar ada yang sampai digembosin
ban motornya sama satpam, tapi tidak tahu
jelas yang mana. Karena
seharusnya jangan parkir di situ, tidak
aman,” ungkap Satria, mahasiswa prodi Keuangan Perbankan.
Solusi
dari beberapa mahasiswa adalah parkir di depan kantin Tata Niaga atau membangun
parkiran di dekat lapangan, tepatnya di tanah kosong sebelah lapangan basket. Tanah tersebut memang terlihat lengang tidak terurus
sampai ditumbuhi rumput liar. Namun saat dikonfirmasi kepada pihak keamanan ternyata tanah itu
memang disediakan untuk menimbun material bagi mahasiswa Jurusan Sipil, seperti
batu coral. Sedangkan halaman
di depan kantin Tata Niaga hanya diperuntukkan bagi roda empat dan juga para
penjual di kantin tersebut. Solusi yang diberikan pihak security yaitu saling menjaga dan menghargai antar mahasiswa maupun
security, dengan parkir sesuai pada
tempatnya. Karena kampus adalah milik
bersama dan antara mahasiswa dengan security
juga saling membutuhkan. (sofi)