Selasa, 28 Agustus 2012

Sertifikat Bagi Maba Pita Merah



POLINES, Dimensi (28/8) - Latihan Dasar Kedisiplinan merupakan salah satu kegiatan  awal yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru (maba). Tak terkecuali para maba yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung dan radang paru-paru.

Kegiatan yang baru ber-langsung satu hari ini dirasa memberatkan bagi maba yang sedang sakit atau mempunyai riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung dan radang paru-paru. Karena kegiatan ini banyak menguras tenaga seperti berlarian, berguling, dan me-rangkak. Mereka pun terpaksa tidak melaksanakan anjuran dari dokter.

 “Sebenarnya dokter menya-rankan untuk tidak mengikuti kegiatan seperti ini, karena banyak menguras tenaga. Orang tua juga tidak mengijinkan karena khawatir kalau penyakit saya kambuh lagi. Tapi mau bagaimana lagi, kalau saya tidak ikut saya harus mengulang tahun depan,” tutur salah satu maba yang mengidap penyakit jantung. Tidak jauh berbeda dari penuturan maba tersebut, salah seorang maba lainnya menuturkan hal yang sama. Maba yang mengidap penyakit radang paru-paru ini menjelaskan bahwa sebenarnya dokter tidak memperbolehkan untuk mengikuti kegiatan tersebut, namun karena ingin mendapatkan sertifikat de-ngan berat hati ia menjalaninya. Meskipun sudah meminta izin dan menjelaskan tentang penyakit yang diidapnya terhadap pihak Resimen Mahasiswa, namun Menwa hanya mendata saja. “Dengan kondisi saya seperti ini sebenarnya saya hanya ingin ikut satu hari, namun dari informasi yang saya dapat, jika ingin mendapatkan sertifikat harus mengikuti LDK selama tiga hari,” jelasnya.

Di tempat yang berbeda, Komandan Resimen Mahasiswa Pratia Nurdiansyah mengatakan bahwa untuk maba yang sakit kronis boleh mengikuti LDK minimal dua hari. “Untuk maba yang sakit parah seperti radang paru-paru, mereka yang penting masuk lalu absen. Kalau tidak ikut kegiatan tidak apa-apa  yang penting mereka sudah ada niat untuk mengikuti LDK. Dari pihak KSR juga sudah me-nyediakan Rumah Sakit untuk tempat istirahat mereka,” tutur-nya.

Menurut Bambang, salah satu tim medis dari satuan Ben-teng Raider, pihaknya sudah me-merintahkan para Komandan Pleton (Danton) untuk menge-cek maba yang sakit agar diberi pita merah dan disendirikan serta memantaunya di setiap kegiatan. Apabila ada kegiatan fisik mere-ka harus keluar dari barisan. Meski mereka diberi perhatian lebih selama mengikuti kegiatan ini, mereka tetap merasa kerepotan dalam menjalankan-nya. “Walaupun saya sering isti-rahat tapi badan saya tetap me-rasa capek dan pusing kalau ter-lalu lama di bawah panas mata-hari,” kata salah satu mahasiswa.

Pihak Korps Sukarela sendiri hanya bisa membantu menye-diakan obat-obatan untuk penya-kit ringan saja seperti pusing, mual dan demam. Untuk penyakit kronis biasanya maba sudah membawa obat sendiri.  Selain itu mereka juga menyediakan 'Ru-mah Sakit' di Gedung Admi-nistrasi Niaga sebagai tempat ber-istirahat maba yang sakit parah. [irm,pu3]

0 komentar:

Posting Komentar