Rabu, 29 Agustus 2012

Sakit Jadi Alasan untuk Mangkir




POLINES, Dimensi (29/8) - Latihan Dasar Kedisiplinan yang sebagian besar kegiatan-nya dilaksanakan di lapangan tidak jarang membuat maba merasa kepanasan dan kelelahan. Hal inilah yang membuat beberapa maba menjadi malas mengikuti kegiatan tersebut, sehingga mereka memilih untuk berpura-pura sakit agar dapat berteduh atau beristirahat. Pihak KSR sendiri mengakui pernah menjumpai maba yang berpura-pura sakit. “Ada maba yang mengaku sakit dan memaksa meminta minyak kayu putih, namun dia meminta sambil ketawa-ketawa,” ungkap Ana salah satu anggota Korps Sukarela (KSR).

Hal tersebut membuat pihak KSR menjadi lebih jeli dalam mengatasi maba yang mengaku sakit. “Pihak KSR tidak asal-asalan memberikan obat kepada maba yang mengaku sakit. Awalnya kita lihat raut mukanya, jika tidak terlihat sakit kita suruh kembali ke barisan. Dalam hal ini pihak KSR meminta bantuan Benteng Raider untuk mengecek apakah maba benar-benar sakit atau hanya berpura-pura,” tutur Ghildan selaku Koordinator Lapangan KSR.

“Untuk maba yang mengaku sakit jika berkenan kita akan melakukan pemeriksaan fisik, selain itu kita juga mengecek tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh. Jika sakitnya ringan kita suruh istirahat sebentar, se-kiranya sudah pulih kita minta kembali ke barisan,” jelas Bambang selaku tim medis dari Benteng Raider.
Akibat ulah beberapa maba yang berpura-pura sakit tersebut membuat maba lain yang masih bersemangat mengikuti LDK merasa kecewa. Tidak seharusnya mereka berpura-pura sakit sedangkan yang lain tetap mengikuti kegiatan meskipun merasa lelah dan kepanasan. “Kita tidak boleh berpura-pura sakit. Kalau tidak mau panas-panasan lebih baik tidak ikut ke-giatan LDK dan WaRNA seka-lian. Acaranya kan cuma satu minggu, jadi sayang banget kalau tidak serius,” kata Hendra, salah satu maba jurusan Teknik Mesin. Hal yang sama juga diungkapkan oleh maba lain. “Tidak baik melakukan hal tersebut, kalau memang benar-benar sakit baru istirahat,” ujar Linda.

Meskipun kenyataannya ada maba yang berpura-pura sakit, tidak berarti semua maba yang meminta istirahat berpura-pura sakit. Sebagian dari mereka yang terlihat sehat terkadang justru mengalami patah tulang, otot terjepit atau sedang dalam penyembuhan pasca operasi. Kita pun tidak boleh berpikir negatif tentang hal tersebut. “Kita harus percaya pada mabanya kalau dia mengatakan sakit. Karena kalau dipaksakan untuk tetap ikut kegiatan, dikhawatir-kan kondisinya akan semakin parah,” ungkap Pratia Nurdiansyah selaku komandan Resimen Mahasiswa. [Irm, pu3]

0 komentar:

Posting Komentar