POLINES, Dimensi (28/8) -
Pihak pelaksana Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK) yaitu Re-simen Mahasiswa
(Menwa) Pati Geni Polines mengambil alih pembagian katering LDK pada Senin
(27/8). Katering tersebut adalah makan siang untuk mahasiswa baru (maba) yang
sebelumnya sudah dipesan dari Organisasi Mahasiswa (or-mawa) yang menyediakan
ja-sa katering LDK. Pada tahun-tahun sebelumnya pem-bagian dilakukan oleh
masing-masing ormawa pada maba yang telah memesan. Namun tiba-tiba menwa
mengambil alih pembagian tersebut dengan alasan untuk menghemat waktu.
Sebelum pembagian dilaku-kan, Menwa menghimpun
data jumlah pesanan katering pada setiap ormawa. Kemudian kate-ring tersebut
dikumpulkan untuk dibagi oleh para personil Menwa. Kepala Provos Albeth Yuan
Wi-jaya mengatakan bahwa sebenar-nya telah terjadi kesalahpahaman tentang
sistem pembagian kate-ring. Ia mengakui bahwa dirinya memutuskan secara sepihak
dan mendadak tentang pergantian sistem tersebut. Ia menambahkan bahwa
sebenarnya maksud peng-gantian sistem adalah semata-mata hanya ingin
mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang sudah ada. Sistem tersebut dinilai
kurang baik oleh pihak pelatih Benteng Raider (BR) dan Pembantu Direktur III.
Selain itu banyaknya personil dari ormawa yang membagi katering dianggap
mengganggu jalannya kegiatan.
Pada kenyataannya sistem yang baru ini justru
merepotkan pihak Menwa sendiri. Kurangnya persiapan dan minimnya personil yang
ada menjadi sebab utama ke-repotan tersebut. Selain itu sistem ini juga memakan
waktu yang cukup lama meskipun tidak melampaui jadwal yang telah disiapkan.
Oleh karena itu Kaprov Yuan telah meminta maaf pada seluruh ormawa atas
permasalahan ini. Untuk hari selanjutnya pembagian katering akan kembali ke
sistem awal. Setiap ormawa akan membagi sendiri katering yang dipesan, bedanya
jumlah personil hanya dibatasi maksimal enam orang.
Kesemrawutan sistem pembagian katering ini
telah membuat Yuan mendapat ba-nyak masukan, teguran dan juga sorotan dari
pelaksana. “Sebe-narnya pembagian katering sudah cepat, namun terkendala dengan
jumlah personel yang kurang dan jumlah loket pemba-gian katering yang juga
terba-tas,” ungkap Yuan.
“Dari segi waktu sebenarnya tidak begitu
mengganggu, kare-na jadwal kegiatan tetap berja-lan seperti rundown,” imbuh
Yuan.
Menurut salah seorang rai-der Serka Alex
mengatakan bahwa “Pembagian katering hanya ber-jalan 20% dan tidak tepat.
Sistem-nya pun sebenarnya salah. Oleh karena itu polanya harus diganti agar
tahun-tahun kedepan tidak membuang waktu percuma.” Selain itu Serka Alex juga
menam-bahkan bahwa UKM dan panitia pelaksana harus bekerja sama de-ngan baik
dan mempunyai satu visi. “Disini kan ada 19 UKM dan 20 pleton, bisa saja
sistemnya di-buat 1 UKM bertanggung jawab atas 1 pleton,” imbuhnya.
Selain itu, kekecewaan juga di-rasakan oleh
ormawa tentang peru-bahan sistem ini. Menurut salah satu anggota UKM Konsep
boleh saja sistem tersebut diubah namun harus ada kesepakatan antara Menwa dan
ormawa. Selain itu ke-kecewaan dirasakan karena sistem tersebut menjadi tidak
efektif dan pendataannya rusak.
Untuk LDK tahun depan Yuan berharap LDK terus
dilaksanakan dan dipertahankan bahkan diting-katkan dari segi SDM baik
pelak-sana maupun peserta. [abr, nnd, sept]
1 komentar:
hahahahahahahahahaha. mben taun podo ae. adek klase g pada di ajari po yo?
Posting Komentar