Jumat, 01 Juli 2011

METROPOLITAN MAHASISWA

Oleh : Dwi Setiyanto

Mahasiswa Semester IV Jurusan Teknik Mesin

Dalam sebuah kamus Bahasa Indonesia yang saya baca, metropolitan berarti bermegahan atau glamor. Kata yang biasanya diucapkan untuk menyebut kota Jakarta karena dengan kemegahannya dari mulai gaya hidup masyarakatnya sampai gemerlapnya dunia malam sebagai ibu kota Indonesia.

Metropolitan tidak lepas dari gaya hidup seseorang. Bila kata “metropolitan” dikaitkan dengan kata “kota”, maka kota tersebut terlihat makin glamor. Lihat saja pada beberapa mall di kota metropolitan, gedung mewah, ataupun hotel yang menjadikan semakin gemerlap. Ketakutan besar terhadap sisi negatif dari kemegahan itu tidak lepas dari kehidupan malam kota. Dari mulai dunia gemerlap (dugem) maupun pergaulan bebas lainnya. Mahasiswa bisa sebagai korban atau justru sebagai faktor pendukung didalamnya.

Sosok mahasiswa, yang notabennya sebagai agen perubahan, mendapat strata tinggi di masyarakat dengan idealisnya, cerdas, pandai atau lebih dikenal sebagai peng-gerak reformasi. Terkadang mahasiswa kurang mem-perhatikan gaya hidup dan pergaulanya. Dari sikap sopan santun dan tata krama yang semakin luntur. Banyak alasan untuk menampik kenyataan itu, salah satunya takut tidak diterima di sebuah komunitas misalnya. Mahasiswa yang masih mudah terprovokasi menjadikan mereka semakin terjungkal dalam lembah kebebasan tidak bisa di-pungkiri, karena mahasiswa adalah era pencarian jati diri dengan godaan sifat yang masih labil.

Jangan pernah melakukan hal yang monoton di kost maupun di kampus karena hal itu yang membuat kesempatan untuk melakukan hal negatif semakin besar. Dunia gemerlap, minum-minuman keras atau hal lain menjadi ancaman nyata mereka. Alangkah baiknya bila mahasiswa menyalurkan kreativitas melalui kegiatan yang bermanfaat, dengan bergabung dalam Organisasi Mahasiswa sesuai dengan minat dan bakat sehingga menjadi solusi untuk menyalurkan pikiran, tenaga dan waktu yang lebih positif.

Pakaian Mahasiswa

Kata pepatah jawa, ajineng rogo soko busono, yang maksudnya dari pakaian saja sudah dapat dilihat wibawa seseorang itu seperti apa.

Namun kita lihat zaman sekarang lebih mirip sebuah ajang fashion para mahasiswa dengan dandanan yang bisa dibilang wah, agak sedikit kurang pas saja dilihatnya. Apakah Ini realita seorang mahasiswa? Terkesan seperti ada persaingan atau masih membutuhkan pendidikan ka-rakter seperti saat menjadi siswa dahulu?

Orang Tua bukan Pohon Uang

Ketika euforia menjadi seorang mahasiswa men-jadikan lupa akan kewajiban sebagai penuntut ilmu. Maka gaya metropolitanlah yang akan masuk kedalamnya. Terbukalah pintu pergaulan bebas itu.

Jangan sampai orangtua sebagai sarana pengambilan uang semata. Mahasiswa harus sadar betul tujuannya jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, serta harus ingat bagaimana perjuangan orang tua yang bekerja keras demi kesuksesan anaknya kelak. Jangan sampai gaya hidup metropolitan merusak hakekat sebagai mahasiswa yang digadang-gadang sebagai agent of change dan pemimpin masa depan.

0 komentar:

Posting Komentar