Minggu, 08 April 2012

BEM ??


 Arif Rosyadi A
Teknik Elektro Semester 6

Dramatis, kata itu yang bisa saya ungkapkan untuk mewakili proses awal pencalonan presiden dan wakil presiden BEM. Posisi yang seharusnya cukup prestis di mata mahasiswa pada umumnya. Namun apakah hal ini sesuai denga fakta yang ada? Bagi saya yang bukan bagian dari kepengurusan BEM, sering kali bertanya apa sebenarnya itu BEM? apa fungsi mereka? Jauh sebelumnya ketika saya masih duduk di bangku sekolah, yang tergambar dari BEM adalah sekelompok mahasiswa yang aktif membuat forum-forum diskusi sosial dan politik yang isinya membahas permasalahan bangsa, mencari solusi dan merealisasikannya. Namun gambaran itu kini lenyap dengan realita yang saya lihat sekarang, tak ada yang namanya forum diskusi sosial politik mahasiswa, tidak ada yang bersuara lantang mengomentari kenaikan harga BBM per 1 April 2012.  Mungkin itu terjadi karena kita tenggelam dalam tugas-tugas akademik dan padatnya aktifitas perkuliahan Polines yang terkenal sukses membentuk Tenaga Ahli berkualitas bagi dunia industri.
“Orientasi kegiatan BEM menurut Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Polines adalah sebagai badan pelaksana fungsi kontrol terhadap pemerintahan dan kebijakan sosial serta memperjuangkan penyaluran aspirasi mahasiswa dan melakukan kegiatan yang mengangkat nama baik Polines”. Sudahkah itu tercermin?
Ormawa POLINES sungguh kaya dan beraneka ragam mewakili tiap-tiap hasrat hobi dan ketertarikan mahasiswa akan berbagai bidang. Tercatat banyak sekali event skala Jateng-DIY maupun nasional yang diadakan masing-masing UKM maupun HMJ, namun hanya sedikit sekali yang bersinergi dan terintegrasi. Riuh rendah peserta yang ada, terasa mungil dibanding suara canda panitia. Menurut saya, sudah menjadi tugas BEM untuk bisa menjadikan semua keramaian ini menjadi satu, menjadikan micro event ini menjadi mega event. Terkomposisi atas UKM yang berbeda namun punya satu tujuan yang sejauh ini saya anggap sama yakni memperkenalkan Polines pada masya-rakat luas, memberikan citra positif dan nama baik bagi Polines dikancah Regional dan Nasional. Mengutip pernyataan PD 3 yang kurang lebih isinya adalah “Jangan biarkan UKM membuat kita terkotak-kotak”. Untuk bisa mewujudkan itu lembaga yang berwenang perlu keluar dari persembunyiannya, muncul dengan gagah dengan kalimat-kalimatnya yang instruktif. Dengan gagasan-gagasannya yang akan membangunkan mereka yang terlelap. Membongkar paksa kotak itu dan membiarkan isinya saling terhubung dengan kotak-kotak yang lain.
Sebagai salah satu lembaga eksekutif, BEM hendaknya bisa menekan dan mengarahkan UKM, HMJ, maupun mahasiswa untuk bisa menjadi lebih baik, dengan cara turun melihat dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka yang ada serta memberikan solusi yang mencerahkan. Sembari menunggu mandatnya dicabut alangkah bijaknya jika kita mengevaluasi kepengurusan yang ada, sudahkah BEM berjalan pada rel yang benar? Sudahkah dia berjalan sebagai mana mestinya? Tidak ada yang sempurna, akan menjadi sangat berharga ketika kita mau mengakui dan berusaha memperbaiki kekurangan yang ada.
Presma yang baru akan segera mengemban tugas, untuk tidak mengekor kekurangan. Ia harus bisa mencontoh segala kebaikkan yang dihasilkan dan membuang jauh-jauh kekurangan yang ada. Demi membawa perubahan dan  kemajuan bagi Polines, baik itu untuk ormawa maupun Mahasiswa secara luas. Dan demi menegakkan kata yang selalu membakar semangat mahasiswa POLINES : “JAYA!” tetap ada dibelakang almamater kita.

0 komentar:

Posting Komentar