Syahadah
Rizka Anefi, mahasiswa Teknik Elektro Polines terpilih menjadi lima peserta
terbaik dalam kegiatan Rio +20: My Idea
for Sustainable Lifestyle (MISL). Kegiatan
ini terselenggara atas kerjasama dari United
Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) regional
Asia Tenggara, Connect Asia dan
Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti) Jakarta, menjelang acara Konferensi Rio +20
di Rio Dejaneiro, Brazil pada 22 Juni 2012. Kamis, (14/6) yang lalu ia dan
empat peserta lainnya mempresentasikan karya masing-masing berupa video melalui
teleconference. Teleconference tersebut menghubungkan setiap peserta di universitas
masing-masing dengan panitia penyelenggara di kantor pusat Dikti, Senayan, Jakarta. Empat peserta lainnya berasal dari
Universitas Indonesia (UI), Universitas Brawijaya (Unbraw), Universitas
Presiden Jakarta, dan Universitas Parahyangan.
Tidak
seperti universitas lain yang mengunakan fasilitas teleconference yang baik, Polines hanya melakukan teleconference dengan sistem Skype. Sebenarnya pihak Polines sudah
memiliki ruangan dan fasilitas teleconference
yang lengkap, namun sayangnya fasilitas tersebut tidak bisa digunakan karena
dalam kondisi rusak akibat hampir tiga tahun tidak digunakan. Oleh karena itu
pihak Informasi dan Teknologi (IT) Polines memberi kebijakan untuk menggunakan
teknologi Skype. Jaringan Skype ini telah diuji coba
dengan pihak Dikti Jakarta pada Selasa (12/06).
Dalam
presentasi yang berlangsung kira-kira sepuluh menit itu Rizka menjelaskan latar
belakang pembuatan video serta harapannya kedepan tentang Sustainable Lifestyle. Video berdurasi tiga menit empat puluh satu
detik tersebut berisi hal-hal kecil tentang gaya hidup sehat yang dilakukan
secara berkelanjutan. Diantara gaya hidup tersebut adalah dengan bersepeda,
membiasakan minum dari tempat minum sendiri, memisahkan sampah organik dan non
organik dan masih banyak lagi. Melalui video itu ia ingin mengajak masyarakat
khususnya anak-anak
muda untuk melakukan gaya hidup sehat secara berkelanjutan. Mahasiswi asal Madiun ini meyakini bahwa hal-hal kecil
tersebut dapat menyelamatkan lingkungan dan bumi sebagai warisan untuk generasi
mendatang. Selain itu ia juga menginginkan
pemanfaatan kembali kendaraan tradisional yang ramah lingkungan yang belakangan mulai ditinggalkan. Selain
menjelaskan karyanya, dalam presentasi tersebut ia juga menerima komentar dan
masukan dari pembicara tamu dan penonton. Pembicara tamu tersebut adalah Michele Zaccheo, Director of United Nations Information
Centre (UNIC) Jakarta dan Leo Mokodompit, Koordinator UNESCO Youth Desk. Sedangkan penonton adalah
para mahasiswa yang berasal dari universitas-universitas yang tergabung dalam
UNESCO Youth Desk.
Mahasiswi semester dua ini mengaku bahwa ia cukup kaget dengan prestasi
tersebut. “Saya tidak yakin video ini akan lolos, apalagi saya mengirimkannya pas
hari terakhir pengumpulan,” ungkapnya.
Garup Lambang Goro, S.T, M.T selaku Pembantu Direktur III mengungkapkan bahwa ia sangat bangga atas prestasi
emas tersebut. “Kami akan terus dukung kreativitas dan inovasi mahasiswa untuk
berkiprah di ajang nasional maupun internasional,” ujarnya pada salah satu
media cetak, Jumat (15/6) yang lalu.
Lima
hari selepas presentasi, kini
Rizka tengah menunggu tanggapan
selanjutnya
dari pihak UNESCO. Berdasarkan info yang ia terima, ia akan mendapat sertifikat dan marchandise dari panitia yang akan
langsung dikirim
ke alamatnya. Rizka berharap agar pihak Polines lebih apresiatif terhadap
prestasi mahasiswanya.
Ia
juga berharap
agar
ada lebih banyak lagi mahasiswa lain yang mengikuti jejaknya. “Do little
things to make a big changes for your environment,” pesannya. Terakhir ia
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya pada Hermawan Ivo dan Muh. Anwar
yang telah ikut membantunya dalam pembuatan video tersebut.[abr]
1 komentar:
keren bgt soempah.. haha
Posting Komentar